LAPORAN PRAKTIKUM
EKOFISIOLOGI
TUMBUHAN
PENGUKURAN
FITOTOKSISITAS PESTISIDA DAN EFEK LOGAM BERAT TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN
PERTUMBUHAN KEDELAI HITAM
Dosen Pengampu:
Dr. Evika Sandi
Savitri, M. P
Bayu Agung
Prahardika, M.Si
Disusun Oleh:
Nama :
Ismi Anni Aslikhah
NIM :
13620055
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Indonesia
merupakan Negara yang sangat kaya
akan berbagai sumber daya, baik sumber daya alamnya atau pun sumberdaya
manusia. Salah satu sumberdaya alam yang melimpah di indonesia adalah kekayaan
tambangnya. Menurut Gautama (2007) untuk pertambangan
mineral, Indonesia merupakan negara penghasil timah peringkat ke-2, tembaga
peringkat ke-3, nikel peringkat ke-4, dan emas peringkat ke-8 dunia. Lokasi
pertambangan di Indonesia juga tidak diperhatikan dengan baik setelah lokasi
tambang tidak menjanjikan secara ekonomi. Hal inilah yang kemudian menjadi
masalah dalam pencemaran Lingkungan. Persoalan pencemaran lingkungan tidak
berhenti hanya sampai kepada masalah tambang. Sumber pencemaran
lingkungan dapat juga berasal dari limbah pabrik penyamakan kulit atau bahkan
sisa praktikum di sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia yang menggunakan
bahan kimia termasuk persenyawaan logam berat. Hal ini dapat membahayakan
lingkungan sebab dalam UU No. 4/1992 disebutkan bahwa pencemaran lingkungan
adalah masuknya/ dimasukannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain
ke dalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan
manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas menurun.
Dewasa ini di
sektor pertanian tidak saja memusatkan perhatian pada aktivitas budidaya saja
akan tetapi juga harus makin memperhatikan isu penting yang terkait dengan
upaya pelestarian sumber daya alam dan lingkungan. Praktek pertanian yang
dilakukan selama ini dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan ternyata telah
mengakibatkan terdegradasinya lahan dan menurunnya kualitas lingkungan yang
ditandai dengan melandainya dan cenderung menurunnya produktivitas lahan
pertanian sehingga mengancam keberlanjutan produktivitasnya.
Salah satu
tantangan yang dihadapi sektor pertanian adalah penurunan produktivitas akibat
degradasi sumber daya lahan dan air serta penurunan kualitas lingkungan.
Aktivitas pertanian dalam perkembangannya sangat berorientasi pada penggunaan
bahan-bahan kimia pertanian. Penggunaan bahan bahan ini dalam jangka panjang
ternyata berdampak pada rusaknya sumber daya tanah sehingga menurunkan
kemampuanya dalam berproduksi. Banyaknya bahan-bahan pencemar (polutan) berada
dalam tanah, salah satunya adalah logam berat. Penangan tanah tercemar logam
berat cukup sulit karena tidak dapat didegradasi oleh mikroba dalam
tanah. Pencemaran lingkungan merupakan permasalahan yang
tidak dapat dihindari. Pencemaran selalu memberikan dampak negatif kepada
kehidupan. Salah satu pencemar yang penting mendapat perhatian dari sumber-sumber
kegiatan manusia adalah logam berat. Pencemar logam berat oleh
kegiatan manusia dapat berasal dari kegiatan industri, pertambangan, pertanian,
dan rumahtangga. Polusi logam berat di dalam tanah maupun perairan
merupakan masalah yang serius bagi lingkungan dan berdampak negatif terhadap
kesehatan manusia dan pertanian. Berbagai jenis tanaman mempunyai kemampuan
mendetoksifikasi logam berat sehingga mampu tumbuh pada lahan dengan cekaman
logam berat. Berbagai jenis tanaman telah diteliti karena potensinya
untuk fitoremediasi logam berat. Famili Brassicaceae, bunga
matahari, dan jenis rumput-rumputan merupakan contoh jenis-jenis tanaman yang
berpotensi untuk fitoremediasi logam berat. Logam
berat dapat diakumulasikan di dalam organorgan tanaman antara lain akar, batang,
daun, bunga, buah dan biji. Tergantung jenis logamnya, akumulasi dapat terjadi
di dalam dinding sel (seperti untuk Cd), vakuola (untuk Zn), kloroplas (untuk
Ni), dan lain-lain (Darmono, 1995) . Berdasarkan
pemaparan di atas maka perlu dilakukan praktikum mengenai Pengukuran
fitotoksisitas Pestisida dan Efek Logam Berat terhadap Perkecambahan dan
Pertumbuhan Biji Kedelai Hitam.
1.2.Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah
untuk mengetahui bentuk pengaruh pestisida terhadap perkecambahan dan pertumbuhan biji kedelai hitam.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1. Waktu dan Tempat
Laporan
praktikum ekofisiologi tumbuhan dengan topik “Pengukuran Fitotoksisitas Pestisida dan Efek Logam Berat terhadap
Perkecambahan dan Pertumbuhan Biji Kedelai hitam” dilakukan pada hari Rabu, 23
November 2016. Bertempat di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi,
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang.
2.2. Alat dan Bahan
2.2.1. Alat
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah:
1.
|
Pipet
|
6 Buah
|
2.
|
Botol Jam
|
6 Buah
|
3.
|
Penggaris
|
1 Buah
|
4.
|
Gelas ukur
|
6 Buah
|
5.
|
Erlenmeyer 250 mL
|
6 Buah
|
2.2.2. Bahan
Bahan-Bahan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah:
1.
|
Biji
Kedelai Hitam
|
90 butir
|
2.
|
Kertas
buram / merang
|
15 Lembar
|
3.
|
Aquades
|
250 mL
|
4.
|
Pestisida
25%
|
250 mL
|
5.
|
Timbal Asetat 25%, 50%, 75%, 100%
|
@250 mL
|
2.3. Langkah Kerja
Langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini
adalah:
- Disiapkan alat dan bahan.
- Digunting kertas merang seukuran lingkaran dalam botol jam.
- Dimasukkan masing-masing 2 kertas ke dalam 18 botol jam.
- Diberi larutan perlakuan dengan skema berikut:
No.
|
Perlakuan
|
Ulangan
|
||
I
|
II
|
III
|
||
1
|
Kontrol
|
Botol 1
|
Botol 12
|
Botol 13
|
2
|
Pestisida 25%
|
Botol 2
|
Botol 11
|
Botol 14
|
3
|
Timbal Asetat
25%
|
Botol 3
|
Botol 10
|
Botol 15
|
4
|
Timbal Asetat
50%
|
Botol 4
|
Botol 9
|
Botol 16
|
5
|
Timbal Asetat
75%
|
Botol 5
|
Botol 8
|
Botol 17
|
6
|
Timbal Asetat
100%
|
Botol 6
|
Botol 7
|
Botol 18
|
6. Ditutup dengan plastik dan diikat dengan karet mulut masing-masing botol jam.
7. Diamati dan bila kering disiram dengan larutan sesuai dengan perlakuan yang diberikan.
8. Diamati panjang akar, panjang hipokotil, jumlah daun, %DB dan berat basah kecambah setelah 1 minggu.
BAB III
HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Data Pengamatan
Tabel 1. Panjang Akar Kecambah Kedelai Hitam
No.
|
Perlakuan
|
Ulangan (cm)
|
Jumlah
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
1
|
Kontrol
|
1.8
|
1.3
|
3.8
|
6.9
|
2
|
Pestisida 25%
|
0.12
|
0.7
|
0.3
|
1.12
|
3
|
Timbal Asetat
25%
|
4.8
|
4.2
|
3.5
|
12.5
|
4
|
Timbal Asetat
50%
|
0.9
|
1.2
|
3.5
|
5.6
|
5
|
Timbal Asetat
75%
|
1.5
|
2.2
|
0.9
|
4.6
|
6
|
Timbal Asetat
100%
|
0.6
|
0.1
|
1.84
|
2.54
|
Tabel 2. Panjang Hipokotil Kecambah
Kedelai Hitam
No.
|
Perlakuan
|
Ulangan (cm)
|
Jumlah
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
1
|
Kontrol
|
3.46
|
3.8
|
3.22
|
10.48
|
2
|
Pestisida 25%
|
0.8
|
0.9
|
0.5
|
2.2
|
3
|
Timbal Asetat
25%
|
7.4
|
5
|
2.9
|
15.3
|
4
|
Timbal Asetat
50%
|
1.1
|
3.3
|
4.1
|
8.5
|
5
|
Timbal Asetat
75%
|
2.9
|
18.
|
1.4
|
61
|
6
|
Timbal Asetat
100%
|
1.1
|
0.2
|
2.3
|
3.6
|
Tabel 3. Jumlah Daun Kecambah Kedelai
Hitam
No.
|
Perlakuan
|
Ulangan
|
Jumlah
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
1
|
Kontrol
|
0
|
2
|
0
|
2
|
2
|
Pestisida 25%
|
0
|
0
|
0
|
0
|
3
|
Timbal Asetat
25%
|
2
|
0
|
0
|
2
|
4
|
Timbal Asetat
50%
|
0
|
1
|
0
|
1
|
5
|
Timbal Asetat
75%
|
2
|
0
|
0
|
2
|
6
|
Timbal Asetat
100%
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Tabel 4. Prosentase Daya Berkecambah
Kedelai Hitam
No.
|
Perlakuan
|
Ulangan (%DB)
|
Rerata %DB
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
1
|
Kontrol
|
40
|
60
|
60
|
53.3
|
2
|
Pestisida 25%
|
40
|
60
|
20
|
40
|
3
|
Timbal Asetat
25%
|
100
|
100
|
60
|
86
|
4
|
Timbal Asetat
50%
|
40
|
60
|
60
|
53.3
|
5
|
Timbal Asetat
75%
|
80
|
60
|
80
|
73.3
|
6
|
Timbal Asetat
100%
|
40
|
20
|
100
|
53.3
|
Tabel 5. Berat Basah Kecambah Kedelai
Hitam
No.
|
Perlakuan
|
Ulangan (gram)
|
Jumlah
(gram)
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
1
|
Kontrol
|
0.31
|
0.44
|
0.34
|
1.09
|
2
|
Pestisida 25%
|
0.36
|
0.28
|
0.33
|
0.97
|
3
|
Timbal Asetat
25%
|
0.40
|
0.47
|
0.38
|
1.25
|
4
|
Timbal Asetat
50%
|
0.34
|
0.37
|
0.46
|
1.17
|
5
|
Timbal Asetat
75%
|
0.22
|
0.33
|
0.33
|
0.88
|
6
|
Timbal Asetat
100%
|
0.38
|
0.31
|
0.34
|
1.03
|
3.2. Pembahasan
Praktikum dengan topik “Pengukuran fikotoksisitas Pestisida dan Efek Loam
Berat terhadap Perkecambahan dan Pertumbuhan Kedelai Hitam” dilakukan dengan
metode uji perkecambahan antar kertas. Dengan perlakuan pestisida 25%, kemudian
larutan timba asetat 25%, 50%, 75% dan 100%. Mengapa perlu diketahui kadar
fikotoksisitasnya, karena menurut Alavan (2015) pemupukan yang
lengkap dan berimbang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil panen. Namun
penggunaan pupuk alami yang berlebihan juga dapat menjadikan akumulasi logam
pada tanah. Yang nantinya dapat mengganggu perkembangan tanaman.
Menurut Lakitan (1995) , logam berat dapat
masuk ke lingkungan khususnya tanah dikarenakan oleh: tersingkapnya logokan
logam berat dalam buni baik karena erosi maupun penambangan; pelapukan batuan
yang mengandung logam berat dan menjadi residu dalam tanah; penggunanan bahan
alami sebgai pupuk dan pembenah tanah; dan pembuangan limbah industri dan
sampah. Hal tersebut juga dikuatkan oleh pendapat Hinderah (2014) dimana logam berat
non esensial seperti timbal secara alami terdapat di tanah pertanian namun
konsentrasinya dapat meningkat karena polusi udara serta penggunaan kotoran
hewan, pupuk anorganik dan pestisida yang mengandung bahan timbal asetat. Masuknya logam berat ke tanah tidak serta
merta meracuni makhluk hidup aka tetapi logam berat beru meracuni setelah masuk
dalam sistem metabolisme mahkluk hidup dan melampaui ambang batas. Ambang batas
setiap makhluk hidup berbeda untuk setiap jenisnya. Hasil pengamatan yang
didapatkan sebagai berikut:
a.
Panjang akar
Hasil
pengamatan panjang akar kecambah mendapatkan hasil pada kelompok kontrol
rata-rata panjang akar 6.9 cm; pestisida 25% hanya 1.12cm; pada timbal asetat
25% panjang akarnya mencapai 12.5 cm; pada perlakuan pestisida 50% mempunyai
rerata panjang akar 5.6%; perlakuan pestisida 75% mempunyai panjang akar 4.6 cm
dan pada pestisida 100% panjang akar hanya 2.5 cm. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pada kadar perlakuan yang masih dapat ditoleransi, kecambah biji kedelai
hitam meresponnya dengan memanjangkan akarnya.namun pada kadar jenuhnya kedelai
hitam tidak menambah anajng akar sampai batas maksimumnya. Semakin besar
konsentrasi timbal asetat yang diberikan maka semakin pendek akar yang
terbentuk. Hal tersebut di atas telah sesuai dengan pendapat Rosidah (2014) yang menyatakan
cekaman Pb(Timbal) terbukti menyebabkan penurunan pertumbuhan akar, merusak
dinding sel, dan terganggunya pembelahan sel.
b. Panajang hipokotil
Panjang
hipokotil yang didapatkan diketahui bahwa panjang hipokotil pada perlakan
kontrol mencapai 10.48 cm, kemudian menurun pada perlakuan pestisida 25% hanya
berkosar antar 2.2 cm. Kemudian semakin tinggiya angka konsentrasi timbal maka
panjang hipokotil semakin menurun. Hal tersebut dapat diakibatakna karena kadar
yang diberikan seudah melampaui batas toleransi yang dimiliki oleh kedelai
hitam. Menurut Novita (2012) tumbuhan mempunyai
beberapa mekanisme dalam menghasapi cekaman logam berat. Salah satunya dengan
cara menyerap logam berat yang terdapat dilingkungan dan akumulasi logam berat oleh tumbuhan
dibagi menjadi 3 proses yaitu Sinambung(penyerapan oleh akar), translokasi dari
akar ke bagian tumbuhan lain dan lokalisasi logam pada bagian sel seperti
vakuola unuk menjaga agar tidak menghambat dalam metabolisme tumbuhan tersebut.
Akumulai logam dalam sel tumbuhan dapat mneyebabkan terganggunya pembelahan sel
sehingga pad akadar yang melampaui batas toleransi tumbuhan akan memiliki
perawakan yang tidak normal.
c. Jumlah daun
Hasil pengamatan
jumlah daun didapati pada kontrol terdapat 2 daun kemudian pada pestisida tidak
ditemukan daun, hal ini karena adanya sres oksidatif, menurut Kasmiayi dan
sucahyo (2015) menyatakan bahwa
penggunaan pupuk serta pestisida secara berlebihan akan berdampak pada
munculnya cekaman oksidatif terhadap tanaman. Ada cekaman oksidatif dapat
menghabat pertumbuhan dan perkembangan, menurunkan produktivitas bahkan
menyebabkan kematian. Hasil yang diperoleh pada perlakuan logam berat yaitu
timbal asetan terjadi keanehan data yaitu pada konentrasi 25% menghasilkan 2
lembar daun, pada konsentrasi 50% menghasilkan satu daun dan meningkat pada
konsentrasi 75% menghasilkan 2 lembar daun dan pada konsentrasi 100% daun idak
berkembang dan tidak tumbuh. Menurut
Purnomo (2010) cekaman oksidatif
akan memunculkan respon antioksidan. Sifat redok aktif dari lgam berat dapat
menginduksi radikal-radikal bebas yang tergolong dalam spesies oksidatif yang
bersifat toksik yang dapat mendegradasi komponen komponen sel penting melalui
induksi stres oksidatif.
d.
Daya berkecambah
Prosentase
daya berkecambah paling rendah dimiliki oleh pemberian pestisida 25% yaitu 40%
yang berkecambah dari jumlah biji yang dikecambahkan kemudian pada urutan kedua
yaitu 53.3% dimiliki oleh perlaua kontrol, timbal asetat 50% dan 100%, kemudian
pada daya berkecambah 73.3% dimiliki oleh pemberian perlakuan timbal asetat 75%
sedangkan daya berkecambah paling tinggi yakni 86% dimiliki oleh timbal asetat
25%. Data tersebut termasuk data yang kurang falit karena pada perlakuan
koontrol daya berkecambahnya kurang dari 80% sehingga biji tidak mempunyai daya
berkecambah yang bagus maka data yang dihasilkan juga kurang bisa menjadikan
representatif dari pengujian ini.seharusnya dalam pengujian efek atau pengaruh
dari strees terhadap perkecambahan dan perkembangan biji, digunakan biji yang
mempunyai kuliatas bagus minimal daya berkecambahnya lebih dari 80%.
Dwijoseputro (1980) menyatakan bahwa
dalam perkecambahan diperlukan berbgai faktor yang paing utama adalah air,
faktor lain yang dibutuhkan juga adalah cahaya, oksigen, suhu dan sebgainya.
e.
Berat basah kecambah
Berat basah kecamabah disini turut menjadi salah
satu indikator yang diamati karena menurut Alavan (2015) berat dari suatu
tumbuhan dapan mencarminkan dari proses metabolisme yang ada didalamnya. Dalam
hal ini bila didapati berat yang tinggi maka dapat dikatakan dalam biji
tersebut telah terjadi proses fisiologis dan metabolisme. Pada hasil pengamatan
yang diperoleh berat basah yang paling tinggi dimiliki oleh biji yang
dipaparkan oleh timbal asetat 25%, kemudian timbal asetat 50%, lalu yang ketiga
dimiliki oleh perlakuan kontrol dan ke empat diduduki oleh biji yang dipaparka
timbal asetat 100%, ke lima diduduko oleh biji yang diberi perlakuan pestisida
dan yang mempunyai berat paling rendah adalah biji yang dipaparka dengan pestisida
25%. Kembali hasil yang didapatkan belom bisa menjadi acuan dalam menentukan
apakah berpengaruh pemaparan logam berat terhadap berat besah dari kecambah.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang didapatkan, maka kesimpulan dari praktikum ini
adalah bentuk pengaruh pestisida dan timbal terhadap perkecambahan dan
perkembangan kacang tanah menghambat pemanjangan akar, menghambat panjang
hipokotil, menghambat pembentukan daun, menurunkan prosentase kecambah, dan
menurunkan penyerapan air dalam biji. Fikotoksisitas dari pestisida diatas 25%
karena dalam prosentase daya berkecambah dalam kadar pestisida 25% masih dapat
berkecambah. Sedangkan fikotoksisitas dari timbal Pb masih dapat berkecambah
dalam konsentrasi 100%. Namun daun pada konsentrasi 25% dan timbal 100% tidak
ada yang tumbuh, maka dapat disimpulkan pada konsentrasi timbal 25% dan 100%
sudah menjadi kadar fikotoksisitas dari kedua zat tersebut.
Daftar Pustaka
Alavan, A., Hayati, R. & Hayati, E., 2015.
Pengaruh Pemupukan Terhadap Pertumbuha Beberapa Varietas Padi Gogo(Oryza
sativa). Floratek, 10(1), pp. 61-63.
Darmono, 1995. Logam dalam Sistem Biologi. Jakarta:
UI Press.
Dwijoseputro, D., 1980. Pengantar Fisiologi
Tumbuhan. Jakarta: Gramedia.
Gutama, 2007. Heavy Metals in Soil. New York:
Jhon Willey and Sons Inc.
Hindersah, R. & N., K. N., 2014. Pengaruh Timbal
terhadap Kepadatan Sel dan Kadar Ekspolisakarida Kultur Cair Azotobacter.
Bionatura, 16(1), pp. 1-5.
Kasmiyati, S. & Sucahyono, 2015. Detection of
Oxidative Stress Due to Chromium Toxicity on Sonchur oleraceus L. By
Spectrophotometrically and Histochemical Determination of Reactive Oxygen
Species. Biologi, 1(1), pp. 1-2.
Lakitan, B., 1995. Fisiologi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Novita, Yuliani & Purnomo, T., 2012. Penyerapan
Logam Timbal(Pb) dan Kadar Klorofil Elodea canadensis pada Limbah Cair
Pabrik Pulp dan Kertas. LenteraBio, 1(1), pp. 1-8.
Purnomo, R., 2010. Faktor-faktor yang Memepengaruhi
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. Agriculture Lands..
Rosidah, S., Anggraito, Y. & Pukan, K., 2014.
Uji Toleransi Tanaman Tembakau(Nicotiana tabacum L.)Terhadap Cekaman
Kadmium(Cd), Timbal(Pb) dan Tembaga(Cu) Pada Kultur Cair. Mipa, 37(1),
pp. 7-15.
