Laporan Salinitas pada Kacang hijau
LAPORAN PRAKTIKUM
EKOFISIOLOGI
TUMBUHAN
STRES ATAU CEKAMAN
GARAM TERHADAP PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BENIH KACANG HIJAU
Dosen Pengampu:
Dr. Evika Sandi
Savitri, M. P
Bayu Agung
Prahardika, M.Si
Disusun Oleh:
Nama :
Ismi Anni Aslikhah
NIM : 13620055
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Pertumbuhan tanaman tidaklah selalu dalam keadaan normal dan sesuai dengan
apa yang diinginkan. Dalam pertumbuhannya tanaman akan mengalami banyak hal
seperti perubahan fisiologis maupun perubahan metabolisnya ataupun yang
lainnya. Sebagai makhluk hidup tanaman tidak ada bedanya dengan manusia taupun
hewan, dia akan selalu tanggap dengan apa yang ada disekitarnya. Respon tanaman
terhadapa segala yang ada disekitarnya sangat tinggi melebihi dengan respon
yang manusia berikan.
Respon yang dimaksud disini contohnya seperti apabila tanaman itu tumbuh
ditempat yang kering/kekurangan air, kekurangan unsur hara, terdapat di tanah
yang mengandung garam tinggi. Tanaman membutuhkan adapatasi dalam lingkungan
yang seperti itu karena tidak semua tempat mereka bisa hidup. Semuanya itu
tergantung pada jenis tanamannya dimana setiap tanaman memiliki kesesuaian tempat
yang mendukung pertumbuhannya dan setiap tanaman memiliki ketahanan terhadap
kondisi-kondisi lingkungan yang tidak bersahabat, sehingga membuat tanaman
menjadi tercekam (Gutama, 2007) .
Cekaman merupakan faktor lingkungan biotik dan abiotik yang dapat
mengurangi laju proses fisiologi. Tanaman mengimbangi efek merusak dari cekaman
melalui berbagai mekanisme yang beroperasi lebih dari skala waktu yang berbeda,
tergantung pada sifat dari cekaman dan proses fisiologis yang terpengaruh.
Respon ini bersama-sama memungkinkan tanaman untuk mempertahankan tingkat yang
relatif konstan dari proses fisiologis, meskipun terjadinya cekaman secara
berkala dapat mengurangi kinerja tanaman tersebut. Jika tanaman akan mampu
bertahan dalam lingkungan yang tercekam, maka tanaman tersebut memiliki tingkat
resistensi terhadap cekaman. Contoh cekaman adalah kekurangan nitrogen,
kelebihan logam berat, kelebihan garam dan naungan oleh tanaman lain (Darmono, 1995) .
Tanaman memiliki tingkat adaptasi yang berbeda terhadap cekaman, sehingga
dibutuhkan pengujian cekaman untuk mengetahui ketahanan tanaman tertentu dalam
merespon suatu cekaman tentu pula. Untuk menguji tingkat adaptasi tanaman
terhadap cekaman tertentu aka diperlukan cekaman buatan, cekaman buatan
tersebut diujikan pada benih tanaman. Pengujian terhadap benih tanaman tersebut
dilakukan dengan berbagai macam, salah satu bentuk pengujian cekaman ialah
dengan memberikan cekaman kekeringan yakni dengan memberikan sedikit bahkan
tidak memberikan air pada benih pada saat dikecabahkan. Tingkat ketahanan benih
dapat diketahui melalui banyaknya benih yang berkecambah dalam keadaan baik (Purnomo,
2010) .
Praktikum kali ini akan dipelajari bagaimana tanaman mampu beradaptasi
dengan baik pada kondisi cekaman kekeringan dengan harapan tanaman-tanaman yang
lolos seleksi tersebut dapat digunakan sebagai benih yang nantinya mampu
ditanam dan berproduksi tinggi dilingkungan yang tidak mendukung.
1.2.Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bentuk pengaruh
konsentrasi garam terhadap pertumbuhan dan daya tahan hidup kecambah kacang
hijau.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1. Waktu dan Tempat
Praktikum
ekofisiologi tumbuhan dengan topik “Stress
atau Cekaman Garam Terhadap Perkecambahan dan Perkembangan Benih Kacang Hujau” dilakukan pada hari Rabu, 22 November
2016. Bertempat di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas
Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
2.2. Alat dan Bahan
2.2.1. Alat
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah:
1.
|
Pipet
|
6 Buah
|
2.
|
Timbangan analitik
|
6 Buah
|
3.
|
Penggaris
|
1 Buah
|
4.
|
Gelas ukur
|
6 Buah
|
5.
|
Plastik
|
6 Buah
|
2.2.2. Bahan
Bahan-Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1.
|
Biji Kacang
Hijau
|
90 butir
|
2.
|
Kertas
buram / merang
|
15 Lembar
|
3.
|
Aquades
|
250 mL
|
4.
|
Garam 0,
2000, 4000, 6000, 8000 dan 10000 ppm
|
250 mL
|
2.3. Langkah Kerja
Langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum ini
adalah:
- Disiapkan alat dan bahan.
- Direndam masing-masing 12 lembar kertas merang pada tiap-tiap perlakuan konsentrasi larutan garam(0ppm, 2000ppm, 4000ppm, 6000ppm,8000ppm, dan 10000ppm).
- Diambil 2 lembar kertas merang pada tiap-tiap perlakuan.
- Ditata masihng-masing 25 benih kacang hijau di atas 2 lembar kertas tadi.
- Diambil 1 lembar kertas pada tiap-tiap perlakuan dan ditutupkan pada tatanan benih tadi sesuai perlakuan.
- Digulung kertas tersebut dan dimasukkan dalam plastik
- Dilakukan langkah ke-3 sampai ke-6, sampai 4 kali perlakuan
BAB III
HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Data Pengamatan
Tabel 1. Prosentase perkecambahan benih kacang
hijau
No.
|
Konsentrasi Salinitas (ppm)
|
Ulangan (%DB)
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
||||
1
|
0
|
84
|
99
|
99
|
92
|
374
|
93,5
|
2
|
2000
|
76
|
100
|
96
|
92
|
364
|
91
|
3
|
4000
|
96
|
92
|
92
|
100
|
380
|
95
|
4
|
6000
|
96
|
92
|
100
|
88
|
376
|
94
|
5
|
8000
|
88
|
100
|
92
|
100
|
380
|
95
|
6
|
10000
|
84
|
88
|
84
|
88
|
344
|
86
|
Tabel 2. Panjang Hipokotil Kecambah Benih
Kacang Hijau
No.
|
Konsentrasi Salinitas (ppm)
|
Ulangan (cm)
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
||||
1
|
0
|
9,22
|
8,9
|
8,54
|
8,46
|
35,12
|
8,78
|
2
|
2000
|
7,92
|
8,52
|
8,44
|
7,96
|
32,84
|
8,21
|
3
|
4000
|
9,86
|
8,48
|
7,5
|
8,74
|
34,58
|
8,645
|
4
|
6000
|
18,48
|
11,72
|
10,4
|
12,42
|
53,02
|
13,255
|
5
|
8000
|
14,78
|
17,74
|
18,78
|
18,12
|
69,42
|
17,355
|
6
|
10000
|
6,42
|
7,96
|
7,64
|
8,16
|
30,18
|
7,545
|
Tabel 3. Panjang Akar Kecambah Kacang Hijau
No.
|
Konsentrasi Salinitas (ppm)
|
Ulangan (cm)
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
||||
1
|
0
|
8,28
|
9,22
|
9,86
|
9,5
|
36,86
|
9,215
|
2
|
2000
|
6,92
|
11,28
|
9,16
|
8,04
|
35,4
|
8,85
|
3
|
4000
|
6,44
|
8,48
|
8,86
|
9,1
|
32,88
|
8,22
|
4
|
6000
|
7,72
|
6,56
|
7,82
|
7,6
|
29,7
|
7,425
|
5
|
8000
|
9,7
|
12,1
|
12,7
|
12,96
|
47,46
|
11,865
|
6
|
10000
|
8,28
|
9,22
|
9,86
|
9,5
|
36,86
|
9,215
|
Tabel 4. Jumlah Daun Kecambah Kacang Hijau
No.
|
Konsentrasi Salinitas (ppm)
|
Ulangan (cm)
|
Jumlah
|
Rata-rata
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
||||
1
|
0
|
1,68
|
1,92
|
1,92
|
1,84
|
7,36
|
1,84
|
2
|
2000
|
1,52
|
2
|
1,92
|
1,84
|
7,28
|
1,82
|
3
|
4000
|
1,92
|
1,84
|
1,68
|
1,84
|
7,28
|
1,82
|
4
|
6000
|
1,92
|
1,84
|
1,92
|
1,76
|
7,44
|
1,86
|
5
|
8000
|
1,68
|
2
|
1,84
|
2
|
7,52
|
1,88
|
6
|
10000
|
1,84
|
1,92
|
2
|
2
|
7,76
|
1,94
|
3.2. Pembahasan
Praktikum dengan topik cekaman garam terhadap perkecambahan dan pertumbuhan
tanaman dilakukan karena kadar garam dalam tanah sangat berbeda-beda dan dapat
berubah. Sehingga penting untuk dilakukan praktikum ini. Dimana menurut Eom et.
Al. (20013) toleransi garam
sangat penting untuk proses fisiologi tanaman sepertiperkecambahan dan
perkembangan bibit tanaman. Tetapi lebih signifikan llagi pada tanaman dewasa
dapat menyerang atau mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi.
Parameter yang diamati dalam raktikum ini adalah daya berkecambah, panjang
akar, panjang hipokotil kecambah, serta jumlah daun kecambah. Sebagai mana hal
tersebut telah sesuai dengan pendapat Asih (2015) bahwa terdapat dua
parameter pengamatan salinitas, yaitu paremeter ligkungan dan parameter
pertumbuhan, parameter pertumbuhan yang diamati berupa jumlah daun, panjang
akar, berat basah dan berat kering serta kandungan klorofil daun. Pembahasan
lebih lanjut mengenai hasil pengamatan sesuai dengan parameter tersebut seagai
berikut:
a.
Daya berkecambah
Hasil
pengamatan daya berkecambah benih Kacang Hijau yang dipapar dengan cekaman
salinitas menjunjukkan hasil yang tinggi yaitu diatas 80%. Sebagaimana menurut
Kamil (1979) beih dinyatakan
masih bagus bila masih mempunyai daya berkecambah yang tinggi yaitu diatas 80%.
Hasil yang didapatkan kurang signifikan bisa dikarenakan karena benih kacang
hijau yang digunkan masih toleran terhadap cekaman yang diberikan.
Menurut
Djukri (2009) Tanah yang tergolong
salin bila mengandung garam dalam jumlah yang cukup untuk mengganggu
pertumbuhan kebanyakan spesies tanaman. Namun jumlah tersebut titak mutlak
untuk setiap spesies tanaman, tekstur tanah dan kandngan air tanah serta
komposisi garam sendiri. Kemudian menurut Taufiq (2013) toleransi kacang
hijau terhadap salinitas berhubungan dengan proses fisiologis tanaman. Varietas
T-44 tahan terhadap salinitas karena kemampuan mengakumulasikan K dan air dalam
daun, mengandung prolin dan glycinebetain lebih banyak, dan degradassi klirifil
lebih rendah. Toleransi Na pada genotipe toleran dan agak toleran lebih banyak
di akar dibadingka dengan d tajuk, dan sebaliknya pada genotype yang peka dan
agak peka. Genotipe yang toleran mempunyai rata-rata hasi dan komponen hasil
lebih tinggi dibandingkan dengan yang peka.
b. Panjang hipokotil
Parameter
selanjutnya adalah panjang hipokotil. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa
panjang hipokotil tertinggi adalah pada kadar garam 8000 ppm dan menurun
kembali pada kadar garam 10000ppm. Pada kontrol didapati panjang hipokotil
rata-rata adalah 8.78 cm, kemudian dengan meningkatnya kadar garam panjang
hipokotil juga meningkat namun hanya sampai pada batas 8000 ppm, kemudian
panjang hipokotil menurun menjadi 7.545 cm saja. Hasil yang didapat tersebut
bertolak belakang dengan hasil penelitian Pranasari (2012) , pada tanaman jagung
seiring dengan peningkatan kadar salinitas tanah maka tinggi tanaman menurun.
Sedangkan pada kacang hijau didapati tinggi tanaman malah meningkat sampai pada
kadar toleransi tertentu. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Lakitan (1995) yang menyatakan
bahwa setiap tumbuhan mempunyai mekanisme respon yang berbeda terhadap stres
tang diberikan. Toleransi tanaman terhadap salinitas dapat dinyatakan dalam
berbagai cara diantaranya yaitu kemampuan tanaman untuk hidup di kondisi salin,
produksi yang dihasilkan pada tanah salin, hasil relatif yang didapat di tanah
salin dibandingkan dengan yang didapat pada tanah normal, salinitas maksimum
yang dapat dihadapi tanaman tanpa penurunan hasil dan prosentase penurunan
hasil setiap unit peningkatan salinitas tanah.
c. Panjang akar
Parameter
selanjutya yang diamati adalah panjang akar. Didapatkan panjang akar pada
kontrol adalah 9.2 cm, kemudian pada konsentrasi larutan 2000ppm panjang akar
hanya 8.85 dan terus menurun dampa konsentrasi 6000ppm. Pada konsentrasi 8000
ppm panjang akar tertinggi yaitu 11.865 cm, dan menurun kembali pada
konsentrasi kadar garam 10000ppm yaitu hanya 9.215 cm. Respon yang diberikan
kacang hijau ini sangat bertolak belakang dengan yang diberikan oleh sawi,
menurut hasil penelitian Asih (2015) dimana hasilyang
didapatkan olehnya menunjukkan bahwa panjang akar sawi akan menurun seiring
dengan meningkatknya konsentrasi kadar garam yang diberikan. Dwijoseputro (1980) menyatakan bahwa
pada keadaan salinitas akan terjadi defisit air, yang merupakan hal umum bahwa
pertumbuhan pucuk lebih terhambat dibandingkan dengan akar pada saat tanaman
ditanam pada kondisi salin, walaupun perpanjangan akar bisa saja secara
mendadak terhenti dengan perlakuan garam tinggi dengan kalsium rendah.
d. Jumlah daun
Parameter
selanjutnya adalah jumlah daun, pada hasil pengamatan didapatkan jumlah daun
tidak berbeda nyata antar perlakuan. Menurut Dwijoseputro (1980) Kendala utama
pertumbuhan tanaman pada kondisi kadar garam tinggi ada tiga hal yaitu (1) deficit air (stress air) yang
ditimbulkan oleh rendahnya (lebih negative) potensial air dari media tumbuh, (2) toksisitas ion akibat serapan
berlebih ion natrium dan klorida, (3) ketidak seimbangan nutrisi akibat inhibisi dari serapan ion dan atau transport ke
pucuk serta ketidaksesuaian distribusi mineral
nutrisi pada internal, terutama kalsium. Sangat sulit untuk melihat kontribusi
relatif dari ketiga factor ini pada
kondisi salinitas tinggi, karena berbagai faktor mungkin juga terlibat.
Faktor-faktor tersebut meliputi konsentrasi ion dan hubungannya dengan medium,
lamanya cekaman, spesies tanaman,
kultivar dan tipe dari root stock (excluder atau includer),
stadia pertumbuhan, organ tanaman,
dan kondisi lingkungan.
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang telah diperoleh, diketahui kesimpulan dari
praktikum ini adalah konsentrasi garam yang dipaparkan pada benih kacang hiaju
tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan dan perkembangan
kecamabah benih kacang hijau berdasarkan pada parameter yang telah diamati.
Daftar Pustaka
Asih, D. E., Mukarlina
& Lovadi, I., 2015. Toleransi Tanaman Sawi(brassica juncea L.) Terhadap
Cekaman Salinitas Garam NaCl. Protoblont, 4(1), pp. 203-208.
Darmono, 1995. Logam
dalam Sistem Biologi. Jakarta: UI Press.
Djukri, 2009. Cekaman
Salinitas Terhadap Pertumbuhan Tanaman. Prosiding Seminar Nasional
Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, -(-), pp. 49-65.
Dwijoseputro, D., 1980.
Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia.
Eom, S. H., Ditommaso,
A. & Weston, L. A., 20013. Effect of Soil Salinity in the Growth of Ambrosia
Artemisiifolia Biotypes Collected from Roadside and Agricultural Field. Plant
Nutrition, 36(1), pp. 2191-2207.
Gutama, 2007. Heavy
Metals in Soil. New York: Jhon Willey and Sons Inc.
Kamil, J., 1979. Teknologi
Benih 1. Padang: Angkasa Raya.
Lakitan, B., 1995. Fisiologi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Pranasari, R. A.,
Nurhidayati, T. & Purwani, K. I., 2012. Persaingan Tanaman Jagung (Zea
Mays) dan Rumput Teki(Cyperus rotundus) pada Pengaruh Cekaman Garam(NaCl). Sains
dan Seni ITS, 1(1), pp. 54-58.
Purnomo, R., 2010.
Faktor-faktor yang Memepengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan. Agriculture
Lands..
Taufiq, A. &
Purwaningrahayu, R. D., 2013. Tanggap Varietas Kacang Hijau terhadap Cekaman
Salinitas. Penelitian Pertanian Tanman Pangan, 32(3), pp. 159-171.
