Makalah Sistem Pencernaan pada Hawan

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Organisme, dalam bahasa yunani organon yang mempunyai arti alat, merupakan kumpulan molekul-molekul yang saling mempengaruhi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi secara stabil dan memiliki sifat hidup. Istilah lain dari organisme adalah makhluk hidup. Yang terdiri dari manusia, hewan, tumbhan serta mikroorganime. Satu diantara ciri organisme adlaah memerlukan nutrisi atau makanan.
Nutrisi atau gizi adalah subtansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan serta pemeliharaan kesehatan. Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh hewan untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktifitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi didapat dari cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh.
Sistem yang berperan dalam pemenuhan nutrisi adalah sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ asesoris. Begitu vitalnya nutrisi diperlukan tubuh dan begitu pentingnya penyerapan nutrisi, maka dalam makalah ini akan dibahasan lebih lanjut tentang sistem pencernaan pada hewan. Diantaranya ikan sebgai wakil dari hewan air, kemudian unggas, ruminasia dan juga mamalia non ruminasia.

B.     Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah sistem pencernaan ini adalah:
1.      Apa kaitannya QS Al-A’raf ayat 31 dengan konsep kebutuhan makanan seimbang pada hewan?
2.      Apa saja ragam saluran pencernaan dan kaitannya dengan jenis makanan pada hewan vertebrata(ikan, unggas, ruminasia, dan mamalia non ruminasia)?
3.      Bagaimana mekanisme pencernaan makanan dalam saluran pencernaan pada berbagai macam pada berbagai macam saluran pencernaan?
4.      Apasaja kelenjar pencernaan dan enzim yang dihasilkan serta perannta dalam proses pencernaan makanan?

C.    Tujuan

Tujuan dari makalah sistem pencernaan ini adalah:
1.      Untuk mengetahui kaitan QS Al-A’raf ayat 31 dengan konsep kebutuhan makanan seimbang pada hewan?
2.      Apa saja ragam saluran pencernaan dan kaitannya dengan jenis makanan pada hewan vertebrata(ikan, unggas, ruminasia, dan mamalia non ruminasia)?
3.      Bagaimana mekanisme pencernaan makanan dalam saluran pencernaan pada berbagai macam pada berbagai macam saluran pencernaan?
4.      Apasaja kelenjar pencernaan dan enzim yang dihasilkan serta perannta dalam proses pencernaan makanan?



BAB II

PEMBAHASAN

A.    Konsep kebutuhan makan seimbang bagi hewan

Konsep kebutuhan makan seimbang dalam Al-quran dituliskan pada QS.Al-Araaf ayat 31 sebagai berikut:
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Artinya: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan(QS. Al Araaf:31).
Ayat diatas terdapat kata makan dan minumlah da janganlah berlebih-lebihan. Dalam hal ini tidak boleh berlebuh-lebihan dalam hal makan. Sudah menjadi anjuran bahwa mengkonsumsi makanan seimbang merupakan anjuran mendasar bagi seemua orang. Karena semua aspek gizi yang terkonsumsi menentukan aspek kesehatan nutrisi setiap induvidu. Kemudian dalam Hadist Rasulullah menjelaskan:
عن ابي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: " اِذَا اَكَلَ اَحَدُكُمْ فَلْيَاْكُلْ بِيَمِيْنِهِ وَاِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبُ بِيَمِيْنِهِ فَاِنَّ الشَّيْطَانَ يَاْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ ( رواه مسلم والنسائ في السنان الكبرى)
Artinya: Dari abi hurairah ra dari Nabi SAW bersabda: “ jika salah seorang dari kalian makan, makanlah dengan menggunakan tangan kanan dan jika minum, minumlah juga dengan tangan kanannya. Sesungguhnya syaitan itu makan dengan tangan kirinya dan juga minum dengan tangan kirinya. ( HR. Muslim dan Nasa’i di dalam sunan Kubro)
عن عمرو بن شعيب عن ابيه عن جده عن النبي صلى الله عليه وسلم , انه قال : كُاُوْا وَشْرَبُواْ وَ الْبَسُوْا وَتَصَدَّقُواْ فِي غَيْرِ سَرَفٍ وَلَا مَخِيْلَةٍ ( رواه البيهقى في شعب الايمان)
Artinya: Dari umar bin syu’aib dari ayahnya dari kakeknya dari Nabi SAW, sesungguhnya Nabi Bersabda: makanlah, minumlah, berpakaianlah dan shodaqohlah tanpa berlebihan dan sikap sombong.( HR. Baihaqi pada bab iman)
عن المقدام بن معدي كرب اَنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قال: مَا مَلاَءَ اَدَمِيُّ وِعَاءَ شَرًّا مِنْ بَطْنِهِ, بِحَسْبِ ابْنِ اَدَمَ لُقَيْمَةٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَاِنْ كَانَ لاَمحَاَلةَ فَاعِلًا فَثُلُثٌ لِطَعَامِه وثُلُثٌ لِشَرَا بِه وثُلُثٌ لِنَفْسِه   (رواه الترمذى وابن حبان )
Artinya: Dari miqdam bin ma’dikariba sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:“Tidaklah seorang anak Adam mengisi sesuatu yang lebih buruk dari perutnya sendiri ,  cukuplah bagi anak adam beberapa suap yang dapat  menegakkan tulang punggungnya, jikapun ingin berbuat lebih, maka sepertiga untuk makanan dan sepertiga untuk minum dan sepertiga lagi untuk nafasnya. ( HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban)
Percernaan terjadi di dalam tiga bagian utama tubuh : mulut, perut, dan usus halus. Sepanjang perjalanan itu, beberapa cairan yang berbeda diproduksi. Cairan-cairan di mulut bersifat basa. Air ludah, yang membantu membasahi makanan saat menguyah dan membuat lebih mudah di telan, mengandung sejenis enzim yang di kenal sebagai amilase yang menguraikan karbohidrat kompleks seperti roti, pasta, dan nasi (juga di kenal sebagai pati) menjadi komponen lebih sederhana yang siap untuk lebih di cerna jauh di bawah saluran pencernaan. Cairan-cairan perut bersifat asam. Sebagian besar cairan perut atau cairan lambung sangat berbeda dengan air ludah : cairan-cairan itu berkisar antara hampir netral (tidak bersifat basa maupun asam) sampai sangat asam. Bergantung pada makanan yang sedang dimakan (Marsden, 2005).

B.     System pencernaan pada ikan(pisces)

Secara anatomis, struktur alat pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk tubuh, kebiasan makanan, tingkah laku ikan dan umur ikan. Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (Glandula digestoria).
1.      Saluran pencernaan
Mulai dari muka sampai belakang, saluran pencernaan tersebut terdiri dari mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus.
a. Mulut
Organ pertama yang berhubungan langsung dengan makanan adalah mulut. Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak berkembng dan malahan hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang (ikan famili scaridae, diodotidae, tetraodontidae). Pada ikan belanak atau tambakan, bibir berkembang dengan baik dan menebal, bahkan mulutnya dapat disembulkan. Keberadaan bibir berkaitan erat dengan cara mendapatkan makanan. Di sekitar bibir pada ikan tertentu terdapat sungut, yang berperan sebagai alat peraba atau pendeteksi makanan. Mulut terletak di ujung hidung dan juga terletak di atas hidung.
b. Rongga Mulut
Di bagian belakang mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga mulut ini berhubungan langsung dengan segmen faring. Permukaan rongga mulut diselaputi oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir (mukosit) untuk mempermudah masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut juga terdapat organ pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan.
Secara anatomis organ yang terdapat pada rongga mulut adalah gigi berperan dalam mengambil, mencengkeram, merobek, memotong, atau menghancurkan makanan atau yang merupakan alat pencernaan makanan secara mekanik. Lidah merupakan suatu penebalan dari bagian bagian depan tulang archyoiden yang terdapat di dasar mulut. Lidah ini diselaputi oleh sel-sel ephitelium yang kaya akan mukus dan organ pengecap. Pada langit-langit bagian belakang terdapatborgan palatin, yang merupakan penebalan dari lapisan mukosa. Organ ini terdiri atas lapisan otot dan serat kalogen yang berfungsi dalam proses penelanan makanan dan membantu membuang kelebihan air pada makanan yang dimakan, juga berperan dalam penting dalam proses pemompaan air dari organ mulut ke bagian rongga insang.
c. Faring
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mlut, masih ditemukan organ pengecap. Pada ikan filter feeding faring inilah yang berfungsi sebagai tempat proses penyaringan makanan. Jika material yang masuk bukan makanan maka akan dibuang melalui celah insang.
d. Esofagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan dalam penyerapan garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum akan menurun ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan penyerapan air oleh usus belakang dan rectum (proses osmoregulasi).
e. Lambung
Lambung berfungsi sebagai penampung makanan. Pada ikan yang tidak berlambung, fungsi penampungan makanan digantikan oleh usus depan yang termodifikasi menjadi kantung yang membesar (lambung palsu). Pada ikan tidak bergigi/sedikit bergigi, misalnya pada ikan-ikan herbivora biasanya terdapat gizard (lambung khusus) yang berfungsi untuk menggerus makanan. Seluruh permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus yang mengandung mukopolisakarida yang agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dari kerja asam klorida. Di bagian luar sel epitelium terdapat lapisan lendir sebagai hasil sekresi sel mukus tersebut. Sel-sel penghasil cairan gastrik terletak di bagian bawah dari lapisan epitelium mensekresikan pepsin dan asam klorida (HCl).
Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar bila dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Selain berfungsi sebagai penampung makanan juga untuk mencerna makanan, khususnya pencernaan secara kimiawi. Pada ikan, pencernaan secara kimiawi dimulai di bagian lambung, bukan di bagian rongga mulut, karena  ikan tidak memiliki kelenjar air liur.
f. Pilorus
Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung dan usus depan. Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya yang mengecil/menyempit. Pada beberapa ikan terdapat usus-usus kecil dan pendek yang disebut pyloric caeca. Dengan menyempitnya saluran pencernaan pada segmen ini berarti bahwa segmen pilorus berfungsi sebagai pengatur pengeluaran makanan (chyme) dari lambung ke segmen usus.
g. Usus (intestinum)
Usus merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Pada bagian depan usus terdapat dua saluran yang masuk ke dalamnya, yaitu saluran yang berasal dari kantung empedu (ductus choledochus) dan yang berasal dari pankreas. Pada ikan yang pankreasnya menyebar pada organ hati maka hanya terdapat satu saluran yaitu ductus choledochus. Usus berakhir dan bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat makanan.
Bentuk sel yang umum ditemukan pada epitelium usus adalah enterosit dan mukosit. Enterosit merupakan sel yang paling dominan dan di antara enterosit terdapat mukosit. Jumlah  mukosit meningkat ke arah bagian belakang usus. Enterosit merupakan sel yang permukaan atasnya mengarah ke rongga mulut memiliki mikrovili yang berperan dalam penyerapan makanan. Mukosit atau sel penghasit lendir merupakan sel yang berbentuk seperti piala (sel goblet).  Pada permukaan mukosit terdapat mikrovili, yang bagian bawahnya mengandung butiran-butiran yang disebutmucigen sebagai hasil sintesis sel.
h. Rektum
Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Segmen rektum berfungsi dalam penyerapan air dan ion. Pada larva ikan, selain fungsi tersebut rektum juga berfungsi untuk penyerapan protein. Secara anatomis sulit dibedakan batas antara usus dengan rektum. Namun secara histologis batas antara kedua segmen tersebut dapat dibedakan dengan adanya katup rektum.
i. Kloaka
Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran urogenital. Ikan bertulang sejati tidak memiliki kolaka, sedangkan ikan bertulang rawan memiliki organ tersebut. Pada kloaka, saluarn pencernaan masuk dari bagian bawah, sedangkan saluran urogenital masuk melalui bagian atas. Klep kloaka terdapat pada lubang pengeluaran.
j. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus terletak di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya memanjang, anus terletak jauh dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor. Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar, posisi anus terletak jauh di depan pangkal ekor mendekati sirip dada.

2.      Kelenjar pencernaan
Kelenjar pencernaan berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan. Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh ikan buas juga berbeda dengan ikan vegetaris. Ikan buas pada umumnya menghasilkan enzim-enzim pemecah protein, sedangkan ikan vegetaris menghasilkan enzim-enzim pemecah karbohidrat. Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Disamping itu, saluran pencernaannya (lambung dan usus) juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan.
a. Lambung
Selain sel-sel yang mensekresi mukus, mukosa lambung mempunyai sel gastrik. Sel-sel penghasil cairan gastri terdapat di bawah lapisan epitelium, berfungsi mensekresikan pepsin dan asam klorida (HCl). HCl berperan untuk melepuhkan makanan, mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin, menurunkan pH isi lambung sehingga aktivitas enzim proteolitik terutama pepsin meningkat, mengubah osmolaritas, mencegah perumbuhan bakteri,menstimuli hasilnya sekretin dan pankreozim pada usus sehingga dapat memicu sekresi bikarbonat dan enzim oleh pankreas. Pada lambung terdapat sel enteroendokrin yang menghasilkan hormon-hormon gastrointestinal antara lain gastrin berperan dalam menstimulasi sekresi asam klorida, mukus, enzim pepsin dan pergerakan lambung.
b.  Hati
Hati merupakan organ penting yang mensekresikan bahan untuk proses pencernaan. Organ ini umumnya merupakan suatu kelenjar yang kompak, berwarna merah kecokelatan. Posisi hati terletak pada rongga tubuh bagian bawah, di belakang jantung dan disekitar usus depan. Di sekitar hati terdapat organ berbentuk kantong kecil, bulat, oval atau memanjang dan berwarna hijau kebiruan, organ ini dinamakan kantung empedu yang fungsinya untuk menampung cairan empedu yang disekresikan oleh organ hati. Secara umum hati berfungsi sebagi tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta tempat memproduksi cairan empedu.
c. Pankreas
Pankreas merupakan organ yang mensekresikan bahan (enzim) yang berperan dalam proses pencernaan. Pankreas ada yang berbentuk kompak dan ada yang diffus (menyebar) di antara sel hati. Letak penkreas berdekatan dengan usus depan sebab saluran pankreatik bermuara ke usus depan. Saluran pankreatik yaitu saluran-saluran kecil yang bergabung satu sama lain dan pada akhirnya akan terbentuk saluran yang keluar dari pankreas menuju usus depan. Hasil utama pankreas adalah enzim pencernaan yaitu enzim protease, amilase, khitinase dan lipase.
3.      Proses pencernaan
1.      Sebelum makanan di sambar dan ditelan, terlebih dahulu telah menimbulkan rangsangan berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang melalui penglihatan, bau dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat-alat pencernaanya segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan kemudian mencernakannya. Setelah makanan digigit, untuk menelannya diperlukan bahan pelicin yaitu air liur. Selain sebagai pelicin, air liur juga mengandung enzim ptialin yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang kemudaian dilanjutkan menjadi glukosa.
2.      Namun, karena ikan tidak mengunyah makanan, padahal pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka ptialinnya baru dapat bekerja aktif setelah makanan sampai di lambung. Selain mengandung enzim ptialin, air liur juga mengandung senyawa penyangga derajat keasaman (bufer) yang berguna untuk memecah terjadinya penurunan pH agar proses pencernaan dapat berjalan normal.
3.      Apabila makanan telah masuk ke dalam saluran pencernaan, maka dinding saluran pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan hormon gastrin. Hormon ini akan memacu pengeluaran asam klorida (HCl) dan pepsinogen. HCl akan mengubah pepsinogen menjadi pepsin yang merupakan enzim pencernaan aktif, yaitu sebagai pemecah protein menjadi pepton (polipeptida). Apabila makanannya banyak mengandung lemak, maka akan dihasilkan juga hormon entergastron.
4.      Di dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon kolsistokinin. Hormon ini kemudian akan memacu keluarnya getah empedu dari hati. Getah empedu itu sebenarnya dibuat dari sel-sel darah merah yang telah rusak di dalam hati. Pengeluaran getah empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemudian ditampung di dalam kantong empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah memeperhalus butiran-butiran lemak menjadi emulsi sehingga mudah larut dalam air dan diserap oleh usus.
5.      Dinding usus juga mengeluarkan hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin akan memacu pengeluaran getah empedu dan pankreas. Getah penkreas ini mengandung enzim amilase, lipase dan protase. Sedangkan hormon pankreozinin menyebabkan rangsangan untuk mempertinggi produksi getah pankreas.
6.      Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah protein menjadi asam amino. Ketiga enzim tersebut dapat mencapai puncak keaktifan apabila kadar protein dalam makanan antara 40-60%. Apabila kadar proteinnya berubah maka untuk mencapai puncak keaktifan, enzim-enzim tersebut membutuhkan waktu untuk menyseuaikan diri.
4. Pencernaan sari-sari makanan
Makanan yang sudah dicerna halus sekali kemudian sari-sarinya akan diserap oleh dinding usus. Sebenarnya di dalam lambung juga sudah mulai penyerapan, tapi jumlahnya masih sangat sedikit. Penyerapan yang utama terjadi di dalam usus. Untuk menyerap sari makanan tersebut, dinding usus mempunyai jonjot-jonjot agar permukaannya lebih luas. Melalui pembuluh darah rambut pada jonjot usus tersebut, sari makanan akan diserap ke dalam darah.
Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, yaitu glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Proses penyerapannya dipengaruhi oleh hormon insulin. Hormon tersebut dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol. Di dalam lapisan lendir dinding usus, asam lemak dan gliserol bersatu lagi, untuk kemudian diedarkan keseluruh tubuh melalui limfe (70%) dan melalui pembuluh darah (30%). Sedangkan protein diserap dalam bentuk asam amino yang dibawa ke hati dulu untuk diubah menjadi protein lagi, akan tetapi yang telah disesuaikan dengan kebutuhan tubuh ikan yang bersangkutan.
Zat-zat makanan yang telah diserap oleh darah kemudian diedarkan ke seluruh tubuh untuk keperluan metabolisme, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah pembentukan zat-zat yang lebih kompleks dari zat-zat yang lebih sederhana. Misalnya pembentukan protein dan asam-asam amino. Sedangkan katabolisme adalah pemecahan zat-zat yang merupakan bahan bakar untuk menghasilkan tenaga. Misalnya pemecahan karbohidrat menjadi tenaga, air dan karbondioksida.
Pada hewan-hewan darat, yang digunakan sebagai sumber tenaga pertama-tama adalah karbohidrat kemudian disusul oleh lemak sebagai sumber nomor dua dan terakhir protein. Sedangkan pada ikan adalah kebalikan dari hewan darat, yaitu protein, lemak dan karbohidrat.
Gambar .   Sistem Pencernaan Makanan pada Pisces

C.    Sistem pencernaan pada unggas

Unggas mengalami proses pencernaan yang berbeda dengan hewan lain, meskipun mempunyai kesamaan pada prosesnya. Sebagaimana hewan lain proses pada saluran pencernaan unggas menggunakan tiga prinsip:
a. Secara mekanik
Pencernaan secara mekanik pada unggas berlangsung pada empedal. Pakan di dalam empedal dengan adanya kontraksi otot empedal dengan bantuan grit akan diubah menjadi pasta.
b. Secara khemis/enzimatis
Pencernaan secara enzimatis terutama dibantu dengan adanya senyawa kimia dan kerja dari enzim yang dihasilkan oleh alat-alat pencernaan.
c. Secara mikrobiologik
Pencernaan secara mikrobiologik terjadi dengan adanya mikrobia yang ikut berperan dalam proses pencernaan. Pada ayam pencernaan secara mikrobiologik tidak berperan besar seperti pada ternak yang lain, hanya sedikit ditemukan mikrobia pada tembolok dan usus besarnya. Pada tembolok ditemukan beberapa bakteri aktif yang menghasilkan asam organik seperti asam asetat dan asam laktat dan juga pada ceca terjadi sedikit pencernaan hemiselulosa oleh bakteri).
Saluran cerna pada unggas dapat dipandang sebagai tabung memanjang yang dimulai dari mulut sampai anus dan pada bagian dalam dilapisi oleh mukosa, berikut penjelasan lengkapnya:
1. Mouth (Mulut)
Ayam tidak mempunyai bibir, lidah, pipi dan gigi sejati, bagian mulut atas dan bawah tersusun atas lapisan tanduk, bagian atas dan bawah mulut dihubungkan ke tengkorak dan berfungsi seperti engsel.
Lidah unggas keras dan runcing seperti mata anak panah dengan arah ke depan. Bentuk seperti kail pada belakang lidah berfungsi untuk mendorong makanan ke oeshopagus sewaktu lidah digerakkan dari depan ke belakang. Lidah berfungsi untuk membantu menelan makanan. Kelenjar saliva mengeluarkan sejenis mukosa yang berfungsi sebagai pelumas makanan untuk mempermudah masuk ke oesophagus.
Di dalam mulut tidak diproduksi amilase. Air diambil dengan cara menyendok saat minum dengan menggunakan paruh (beak), dan masuk ke dalam kerongkongan setelah kepala menengadah dengan memanfaatkan gaya gravitasi.
2. Oeshophagus (Tenggorok)
Oesophagus merupakan saluran memanjang berbentuk seperti tabung yang merupakan jalan makanan dari mulut sampai permulaan tembolok dan perbatasan pharynx pada bagian atas dan proventriculus bagian bawah. Dinding dilapisi selaput lendir yang membantu melicinkan makanan untuk masuk ke tembolok. Setiap kali ayam menelan secara otomatis oesophagus menutup dengan adanya otot. Fungsi oesophagus adalah menyalurkan makanan ke tembolok.
3. Crop (Tembolok)
Crop mempunyai bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang merupakan perbesaran dari oesophagus. Pada bagian dindingnya terdapat banyak kelenjar mukosa yang menghasilkan getah yang berfungsi untuk melembekkan makanan. Crop berfungsi menyimpan dan menerima makanan untuk sementara sebelum masuk ke proventriculus.
Terjadi sedikit atau sama sekali tidak terjadi pencernaan di dalamnya kecuali jika ada sekresi kelenjar saliva dalam mulut. Pakan unggas yang berupa serat kasar dan bijian tinggal di dalam tembolok selama beberapa jam untuk proses pelunakan dan pengasaman. Hal ini disebabkan pada tembolok terdapat kelenjar yang mengeluarkan getah yang berfungsi untuk melunakkan makanan.
4. Proventriculus (Lambung Kelenjar)
Proventriculus merupakan perbesaran terakhir dari oesophagus dan juga merupakan perut sejati dari ayam. Juga merupakan kelenjar, tempat terjadinya pencernaan secara enzimatis, karena dindingnya disekresikan asam klorida, pepsin dan getah lambung yang berguna mencerna protein. Sel kelenjar secara otomatis akan mengeluarkan cairan kelenjar perut begitu makanan melewatinya dengan cara berkerut secara mekanis. Karena makanan berjalan cepat dalam jangka waktu yang pendek di dalam proventriculus, maka pencernaan pada material makanan secara enzimatis sedikit terjadi.
5. Gizzard (Empedal/Rempela)
Gizzard berbentuk oval dengan dua lubang masuk dan keluar pada bagian atas dan bawah. Bagian atas lubang pemasukkan berasal dari proventriculus dan bagian bawah lubang pengeluaran menuju ke duodenum. Besar kecilnya empedal dipengaruhi oleh aktivitasnya, apabila ayam dibiasakan diberi pakan yang sudah digiling maka empedal akan lisut.
Gizzard disebut pula otot perut yang terletak diantara proventriculus dan batas atas dari intestine. Gizzard mempunyai otot-otot yang kuat sehingga dapat menghasilkan tenaga yang besar dan mempunyai mucosa yang tebal. Perototan empedal dapat melakukan gerakan meremas kurang lebih empat kali dalam satu menit.
Fungsi gizzard adalah untuk mencerna makanan secara mekanik dengan bantuan grit dan batu-batu kecil yang berada dalam gizzard yang ditelan oleh ayam. Partikel batuan ini berfungsi untuk memperkecil partikel makanan dengan adanya kontraksi otot dalam gizzard sehingga dapat masuk ke saluran intestine.
6. Small Intestine (Usus Halus)
Small intestine memanjang dari ventriculus sampai large intestinum dan terbagi atas tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan ileum. Duodenum berbentuk huruf V dengan bagian pars descendens sebagai bagian yang turun dan bagian pars ascendens sebagai bagian yang naik. Selaput mukosa pada dinding usus halus memiliki jonjot yang lembut dan menonjol seperti jari yang berfungsi sebagai penggerak aliran pakan dan memperluas permukaan penyerapan nutrien.
Pada bagian duodenum disekresikan enzim pankreatik yang berupa enzim amilase, lipase dan tripsin. Ada beberapa enzim yang dihasilkan oleh dinding sel dari small intestine yang dapat mencerna protein dan karbohidrat.
Pencernaan pakan ayam di dalam usus kecil secara enzimatik dengan berfungsinya enzim-enzim terhadap protein lemak dan karbohidrat. Protein oleh pepsin dan khemotripsin akan diubah menjadi asam amino. Lemak oleh lipase akan diubah menjadi asam lemak dan gliserol. Karbohidrat oleh amilase akan diubah menjadi disakarida dan kemudian menjadi monosakarida.
7. Ceca (Usus Buntu)
Ceca terletak diantara small intestine (usus kecil) dan large intestine (usus besar) dan pada kedua ujungnya buntu, maka disebut juga usus buntu. Usus buntu mempunyai panjang sekitar 10 sampai 15 cm dan berisi calon tinja.
Fungsi utama ceca secara jelas belum diketahui tetapi di dalamnya terdapat sedikit pencernaan karbohidrat dan protein dan absorbsi air. Di dalamnya juga terjadi digesti serat oleh aktivitas mikroorganisma.
8. Large Intestine (Usus Besar)
Large intestine berupa saluran yang mempunyai diameter dua kali dari diameter small intentine dan berakhir pada kloaka. Usus besar paling belakang terdiri dari rektum yang pendek dan bersambungan dengan kloaka. Pada large intestine terjadi reabsorbsi air untuk meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan mengatur keseimbangan air pada unggas. 



9. Cloaca
Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka merupakan lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin dan merupakan muara saluran reproduksi. Air kencing yang sebagian berupa endapan asam urat dikeluarkan melalui kloaka bersama tinja dengan bentuk seperti pasta putih.      
Pada kloaka terdapat tiga muara saluran pelepasan yaitu urodeum sebagai muara saluran kencing dan kelamin, coprodeum sebagai muara saluran makanan dan proctodeum sebagai lubang keluar dan bagian luar yang berhubungan dengan udara luar disebut vent.
Kloaka juga bertaut dengan bursa fabricius pada sisi atas berdekatan pada sisi luarnya. Kloaka pada bagian terluar mempunyai lubang pelepasan yang disebut vent, yang pada betina lebih lebar dibanding jantan, karena merupakan tempat keluarnya telur.
10. Vent (Anus)
Vent (Anus) adalah lubang bagian luar dari cloaca. Pada ayam betina, ukurannya sangat bervariasi karena di pengaruhi oleh masa produksi atau tidak. Ketika bertelur, ukuran vent lebih besar dari padatidak berproduksi.
Organ tambahan mempunyai hubungan dengan saluran pencernaan dengan adanya suatu duktus yang berfungsi sebagai saluran untuk mengekskresikan material dari organ tambahan ke saluran pencernaan yang berguna untuk kelancaran proses pencernaan pakan. Ada tiga organ pencernaan tambahan yaitu hati, pankreas dan limpa.
a. Hati
Hati terletak diantara gizzard dan empedu, berwarna kemerahan dan terdiri dari dua lobus, yaitu lobus dexter dan sinister. Hati mengeluarkan cairan berwarna hijau kekuningan yang berperan dalam mengemulsikan lemak.
Cairan tersebut tersimpan di dalam sebuah kantung yang disebut kantung empedu yang terletak di lobus sebelah kanan. Makanan yang berada pada duodenum akan merangsang kantung empedu untuk mengkerut dan menumpahkan cairan empedu. Hati juga menyimpan energi siap pakai (glikogen) dan menguraikan hasil sisa protein menjadi asam urat yang dikeluarkan melalui ginjal.
b. Pankreas
Pankreas terletak pada lipatan duodenum. Pankreas mensekresikan cairan pankreas ke duodenum melalui ductus pancreaticus dan menghasilkan enzim yang mendigesti karbohidrat, lemak dan protein.
c. Limpa 
Limpa berbentuk agak bundar, berwarna kecoklatan dan terletak pada titik antara proventriculus, gizzard dan hati. Fungsi dari limpa sampai sekarang belum diketahui, hanya diduga sebagai tempat untuk memecah sel darah merah dan untuk menyimpan Fe dalam darah. 

D.    Sistem pencernaan ruminasia

Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau disebut sebagai hewan memamah biak (ruminansia). Sistem pencernaan makanan pada hewan ini lebih panjang dan kompleks. Makanan hewan ini banyak mengandung selulosa yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain. Perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia, tampak pada struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk mengunyah rerumputan yang sulit dicerna. Di samping itu, pada hewan ruminansia terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu: rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam).
1. Rongga Mulut
Pada hewan ruminansia terdapat gigi geraham yang besar yang berfungsi untuk mengelilingi dan menggilas serta mengunyah rerurumputan yang mengandumg selulosa yang sulit dicerna.



Sapi, misalnya, mempunyai susunan gigi sebagai berikut:
3
3
0
0
0
0
0
0
Rahang atas
M
P
C
I
I
C
P
M
Jenis gigi
3
3
0
4
4
0
3
3
Rahang bawah
I = insisivus = gigi seri
C = kaninus = gigi taring
P = premolar = geraham depan
M = molar = geraham belakang
Berdasarkan susunan gigi di atas, terlihat bahwa sapi (hewan memamah biak) tidak mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih banyak dibandingkan dengan manusia sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah makanan berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa.
2.  Lambung
Hewan ruminansia terdiri atas lambung pengunyah, yaitu rumen (perut beludru) dan retikulum (perut jala), serta lambung kelenjar yaitu omasum (perut kitab/buku) dan abomasum (perut/lambung sejati).
·      Rumen, Rumen merupakan bagian saluran pencernaan vital pada ternak ruminansia. Pada rumen terjadi pencernaan secara fermentatif dan pencernaan secara hidrolitik. Pencernaan fermentatif membutuhkan bantuan mikroba dalam mencerna pakan terutama pakan dengan kandungan selulase dan hemiselulase yang tinggi. Sedangkan pencernaan hidrokitik membutuhkan bantuan enzim dalam mencerna pakan. Ternak ruminansia besar seperti sapi potong dan sapi perah dapat memanfaatkan pakan dengan kandungan nutrisi yang sangat rendah, akan tetapi boros dalam penggunaan energi.
Rumen pada sapi dewasa merupakan bagian yang mempunyai proporsi yang tinggi dibandingkan dengan proporsi bagian lainnya. Rumen terletak di rongga abdominal bagian kiri. Rumen sering disebut juga dengan perut beludru. Hal tersebut dikarenakan pada permukaan rumen terdapat papilla dan papillae. Sedangkan substrat pakan yang dimakan akan mengendap dibagian ventral. Pada retikulum dan rumen terjadi pencernaan secara fermentatif, karena pada bagian tersebut terdapat bermilyaran mikroba. Rumen terletak di  sebelah kiri rongga perut.
Fungsi :              -  Tempat fermentasi oleh mikroba rumen
                                -  Absorbsi : VFA, amonia
                                -  Lokasi mixing
-  Menyimpan bahan makanan→ fermentasi
·         Retikulum, Retikulum sering disebut sebagai perut jala atau hardware stomach. Fungsi retikulum adalah sebagai penahan partikel pakan pada saat regurgitasi rumen. Retikulum berbatasan langsung dengan rumen, akan tetapi diantara keduanya tidak ada dinding penyekat. Pembatas diantara retikulum dan rumen yaitu hanya berupa lipatan, sehingga partikel pakan menjadi tercampur.
§  Secara fisik tidak terpisahkan dari rumen
§  Terdapat  lipatan-lipatan esofagus  yang meru-pakan lipatan jaringan yg
·         langsung dr esofagus ke omasum
§  Permukaan dalam : papila → sarang laba-laba (honey comb) perut  Jala.
Fungsi: - Tempat fermentasi
             - Membantu proses ruminasi
             - Mengatur arus ingesta ke omasum
- Absorpsi hasil fermentasi
 - Tempat berkumpulnya benda-benda asing.
·         Omasum, Omasum sering juga disebut dengan perut buku, karena permukaannya berbuku-buku. Ph omasum berkisar antara 5,2 sampai 6,5. Antara omasum dan abomasums terdapat lubang yang disebut omaso abomasal orifice.
-          Letak : sebelah kanan(retikulum) grs median  (disebelah    rusuk 7-11)
-          Bentuk : ellips
-          Permukaan dalam berbentuk laminae → perut buku (pada lamina terdapat
-          papila untuk absorpsi)
-          Fungsi: grinder, filtering, fermentasi, absorpsi)
·         Abomasum, Abomasum sering juga disebut dengan perut sejati. Fungsi omaso abomasal orificeadalah untuk mencegah digesta yang ada di abomasum kembali ke omasum. Ph pada abomasum asam yaitu berkisar antara 2 sampai 4,1.. Abomasum terletak dibagian kanan bawah dan jika kondisi tiba-tiba menjadi sangat asam, maka abomasum dapat berpindah kesebelah kiri. Permukaan abomasum dilapisi oleh mukosa dan mukosa ini berfungsi untuk melindungi dinding sel tercerna oleh enzim yang dihasilkan oleh abomasum. Sel-sel mukosa menghasilkan pepsinogen dan sel parietal menghasilkan HCl. Pepsinogen bereaksi dengan HCl membentuk pepsin. Pada saat terbentuk pepsin reaksi terus berjalan secara otokatalitik. 
3. Usus Halus
Di usus halus terjadi proses penyerapan sari-sari makanan, sisa-sisa makanan yang tidak diserap dikirim ke usus besar. Setelah mengalami penyerapan air, sisa makanan berupa ampas dikeluarkan melalui anus.
Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti pada sapi untuk  fermentasi selulosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung.
Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasarkarena proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum. Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu.
Ø  Usus halus di bagi menjadi tiga bagian:
a. Deudenum
Merupakan bagian pertama dari usus halus, ini amat dekat dengan dinding tubuh dan terikat pada mesenteriyang pendek, yaitu mesodeudenum. Duktus yang berasal dari pankreas dan hati masuk ke bagian pertama deudenum.
b. Jejunum
Bermula dari kira-kira dari posisi dimana mesenteri mulai kelihatan memanjang.
c. Ileum
Merupakan bagian terakhir dari usus halus. Batas antara jejunum dan ileum tidak jelas.
4. Usus Besar
Pada ruminansia terdiri atas:
a. Sekum
Merupakan suatu kantong buntu dan kolon yang terdiri atas bagian yang naik, mendatar dan turun.
b. Kolon
c. Rektum
Ø  Organ pencernaan aksesori
1.  Glandula Saliva
Terdiri dari tiga pasang utama yaitu  parotid, medibular, dan sublingual  glandula minor yaitu: labial, bukal, lingual dan palatin. Pada ujung dekat mata terdapat juga glandula saliva zigomatik. Glandula saliva digolongkan menjadi 3 yaitu serosa, mukosa, dan campuran.
Glandula selosa mengelurkan cairan jernih, glandula mukosa suatu bentuk kental dan bersifat tenacius yang berperan sebagai penutup permukaan suatu membran. Glandula mennghasilkan campuran baik mukosa maupun serosa.
2. Pankreas
Merupakan glandula tuboloalvelar yang memiliki bagian endokrin maupun eksokrin. Bagian eksokrin menghasilkan NaHCO3, enzim-enzim pencernaan yang di tuangkan ke duodenum. Bagian endokrin menghasilkan insulin, (sel beta) dan glukagon (sel alfa) yang masuk langsung ke peredaran darah.
3. Hati
Digolongkan sebagai glandula tubular meskipun  susunan sel-sel hati nampak lebih menyerupai tali/plat. Semua ternak kecuali kuda mempunyai kantong empedu. Cairan empedu keluar dari hati melalui saluran hepatikus yang menghubungkan saluran sistik dari kantong empedu membentuk saluran empedu umum, yang kemudian terus menuju ke bagian pertama dari duodenum.
Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retlkulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasums 7-8′/o.Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot spingter berkontraksi. Abomasum merupakan lambung yang sesungguhnya pada hewan ruminansia. Hewan herbivora, seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti halnya pada sapi untuk fermentasi selulosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banvak mengandung bakteri. proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi dilambung. Akibatnya, kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yaitu pada sekum. Sedangkan pada sapi, proses pencernaan terjadi dua kali, yaitu pada lambung dan sekum keduanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu. Adanya bakteri selulotik pada lambung hewan memamah biak merupakan bentuk simbiosis mutualisme yang dapat menghasilkan vitamin B serta asam amino. Di samping itu, bakteri ini dapat ,menghasilkan gas metan (CH4), sehingga dapat dipakai dalam pembuatan biogas sebagai sumber energi altematif.

E.     Sistem pencernaan mamalia non ruminasia

Kuda merupakan ternak Non ruminansia. Hal ini disebabkan oleh sistem pencernaan enzimatik terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan pencernaan fermentatif. Kuda memiliki kemampuan untuk memanfaatkan hijauan dalam jumlah yang cukup dengan proses fermentatif di bagian cecum.
Saluran pencernaan kuda memiliki ciri khusus yaitu ukuran kapasitas saluran pencernaan bagian belakang lebih besar di bandingkan bagian belakang. Alat pencernaan adalah organ-organ yang langsung berhubungan dengan penerimaan, pencernaan bahan pakan dan pengeluaran sisa pencernaan atau metabolisme.
Berikut penjelasan secara umum maupun khusus dari alat dan fungsi pencernaan padakuda:
1.      Rongga Mulut (mouth), Mulut merupakan bagian pertama dari sistem penmcernaan yang mempunyai 3 fungsi yaitu mengambil pakan, pengunyahan secara mekanik dan pembasahan pakan dengan saliva. Di dalam rongga mulut terdapat organ pelengkap yaitu lidah, gigi, dan saliva. Lidah merupakan alat pencernaan mekanik.Kuda dapat menyeleksi pakan yang dimakan dikarenakan adanya bungkul-bungkul pengecap pada lidah dan terbanyak terdapat di daerah dorsum lidah dibandingkan bagian lain dengan cara merasakan pakan yang dimakan.
Gigi adalah organ pelengkap yang secara mekanik relative kuat untuk memulai proses pencernaan. Gigi juga digunakan untuk menentukan umur umur dengan melihat : penyembulan (erupsi), pergantian sementara, bentuk dan dan derajat keausan gigi. Saliva kuda mengandung elektrolit utama yaitu Na+, K+, Ca2+, Cl-, HCO2-, HPO4- serta tidak atau sedikit sekali mengandung amylase. Saliva dihasilkan oleh 3 pasang kelenjar yaitu kelenjar parotis, kelenjar mandibularis, kelenjar sublingualis. Saliva berfungsi sebagai pelicin dalam mengunyah dan menelan pakan dengan adanya mucin, mengatur temperatur rongga mulut, pelindung mukosa mulut dan detoksikasi.
2.      Pharynx dan Esofagus, Pharynx adalah penyambung rongga mulut dan esophagus. Esophgagus mempunyai panjang kira-kira 50-60 inchi. Pada pharynx dan esofagus tidak terjadi pencernaan yang berarti
3.      Lambung, Lambung kuda relatif lebih kecil dibandingkan ternak lain terutama ternak ternak ruminansia. Kapasitas lambung kuda antara 8-15 liter atau hanya 9% dari total kapasitas saluran pencernaan. Proses pencernaan yang terjadi di daerah lambung tidak semurna dikarenakan aktivitas mikroorganisme sangat terbatas dimana populasi bakteri relati rendah, waktu tinggal pakan di lambung hanya sebentar sekitar 30menit, dan hasil proses fermentatif adalah asam laaktat bukan VFA.
4.      Pankreas, Kuda memiliki perbedaan yang spesifik dari segi cairan pankreas dengan ternak lain yaitu konsentrasi enzim dan kadar HCO3 rendah. Bagian pankreas kuda terdiri dari endokrin dan eksokrin.
5.      Usus Halus, Usus kecil merupakan tempat utamauntuk mencerna karbohidrat, protein dan lemak serta tempat absorbsi vitamin dan mineral. Kapasitas usus kecil adalah 30%.dari seluruh kapasitas saluran pencernaan kuda. Usus kecil terdiri dari tiga bagian yaitu: duodenum, jejenum, dan ileum. Proses pencernaan di usus kecil kecil adalah proses pencernaan enzimatik. Beberapa enzitersebut adalah peptidase, dipeptidase, amylase, dan lipase.
6.      Usus Besar, Usus besar terdiri dari caecum, colon, rektum. Caecum dan colon memiliki kapasitas 60% dari keseluruhan saluran pencernaan yang mempunyai fungsi 1) tempat fermentasi dengan hasil berupa VFA, 2) Sintesa Asam Amino, Vit B & K, 3) Tempat utama mencerna neutral detergen fiber (NDF), 4) asam laktat dari lambung dengan adanya Veilonella gazagones akan dirubah menjadi VFA.
 Produksi dan proses pencernaan fermentatif di usus besar tidak semuanya dapat dimanfaatkan karena posisi yang dibelakang setelah usus halus kecil, sehigga hanya sekitar 25% hasil fermentatif di usus besar yang dapat diserap kembali ke usus kecil atau dimanfaatkan oleh tubuh.
Sedangkan rektum merupakan tempat utama penyerapan air kembali. Proses pencernaan dari mulut sampai terbuang sebagai feses dari 95 % pakan yang dikonsumsi membutuhkan waktu 65-75 jam.



BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Bedasarkan makalah yang dibuat dapat disimpulkan bahwa:
1.      Kaitannya konsep kebutuhan makanan seimbang pada hewan pada QS Al-A’raf ayat 31 bahwasannya tidak boleh makan yang berlebihan karena untuk keseimbangan pada tubuh, yaitu harus seimbangnya antara udara, makanan, dan air.
2.      Saluran pencernaan pada:
-Ikan meliputi mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus
-Unggas meliputi Mouth (Mulut Oeshophagus (Tenggorok), Crop(Tembolok), Proventriculus (Lambung Kelenjar), Gizzard (Empedal/Rempela),Small Intestine (Usus Halus), Ceca (Usus Buntu), Large Intestine (Usus Besar), Cloaca, Vent (Anus)
-Ruminansia meliputi mulut, tenggorokan, lmbung (reticulum omasum, abomasum), usus halus, usus besar, anus
-Mamalia non ruminansia meliputi mulut, tenggorokan, lambung, usus halus, usus besar, anus.
3.      Mekanisme pencernaan pada dasarnya semua semuanya yaitu secara mekanik ( penghalusan makanan) dan enzimatis (perombakan makanan dengan menggunakan enzim)
4.      Kelenjar pencernaan meliputi kelenjar saliva, lambung, hati pancreas dan hati

B.     Saran

Sebaiknya untuk medapatkan informasi yangkap diperlukan literature yang banyak.



DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., Reece, J. B., Mitchell, L. G. 2002. Biologi , edisi Kelima, Jilid 3. Jakarta: Penerbit Erlangga
Djuhanda, Tatang.1984. Analisa Struktur Vertebrata Jilid 2. Bandung : Armico.
Watson, Roger. 2002. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : EGC.
Almatsier, sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Simbolon, Hubu. 1992. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Irianto, Kus., 2005. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Bandung : Yrama Widya
Green, J.H. 2002. Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Ville. 1988. Zoology umum Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Popular posts from this blog

Makalah Kelas Osteichthyes

Makalah Anatomi Bunga

Makalah Etnobotani Pemanfaatan Tanaman sebagai Sandang