Makalah Sistem Pencernaan pada Hawan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisme,
dalam bahasa yunani organon yang mempunyai arti alat, merupakan kumpulan
molekul-molekul yang saling mempengaruhi sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi secara stabil dan memiliki sifat hidup. Istilah lain dari organisme
adalah makhluk hidup. Yang terdiri dari manusia, hewan, tumbhan serta
mikroorganime. Satu diantara ciri organisme adlaah memerlukan nutrisi atau
makanan.
Nutrisi
atau gizi adalah subtansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal
dari sistem tubuh, pertumbuhan serta pemeliharaan kesehatan. Nutrisi adalah
zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit,
termasuk keseluruhan proses dalam tubuh hewan untuk menerima makanan atau
bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktifitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi didapat
dari cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh.
Sistem
yang berperan dalam pemenuhan nutrisi adalah sistem pencernaan yang terdiri
atas saluran pencernaan dan organ asesoris. Begitu vitalnya nutrisi diperlukan
tubuh dan begitu pentingnya penyerapan nutrisi, maka dalam makalah ini akan
dibahasan lebih lanjut tentang sistem pencernaan pada hewan. Diantaranya ikan
sebgai wakil dari hewan air, kemudian unggas, ruminasia dan juga
mamalia non ruminasia.
B. Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dari makalah sistem pencernaan ini adalah:
1. Apa kaitannya QS Al-A’raf ayat 31 dengan konsep kebutuhan makanan seimbang
pada hewan?
2. Apa saja ragam saluran pencernaan dan kaitannya dengan jenis makanan pada
hewan vertebrata(ikan, unggas, ruminasia, dan mamalia non ruminasia)?
3. Bagaimana mekanisme pencernaan makanan dalam saluran pencernaan pada
berbagai macam pada berbagai macam saluran pencernaan?
4. Apasaja kelenjar pencernaan dan enzim yang dihasilkan serta perannta dalam
proses pencernaan makanan?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah sistem
pencernaan ini adalah:
1. Untuk mengetahui kaitan QS Al-A’raf ayat 31 dengan konsep kebutuhan makanan
seimbang pada hewan?
2. Apa saja ragam saluran pencernaan dan kaitannya dengan jenis makanan pada
hewan vertebrata(ikan, unggas, ruminasia, dan mamalia non ruminasia)?
3. Bagaimana mekanisme pencernaan makanan dalam saluran pencernaan pada
berbagai macam pada berbagai macam saluran pencernaan?
4. Apasaja kelenjar pencernaan dan enzim yang dihasilkan serta perannta dalam
proses pencernaan makanan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep kebutuhan makan seimbang bagi hewan
Konsep kebutuhan makan
seimbang dalam Al-quran dituliskan pada QS.Al-Araaf ayat 31 sebagai berikut:
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ
مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Artinya: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu
yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah
berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan(QS. Al Araaf:31).
Ayat
diatas terdapat kata makan dan minumlah da janganlah berlebih-lebihan. Dalam
hal ini tidak boleh berlebuh-lebihan dalam hal makan. Sudah menjadi anjuran
bahwa mengkonsumsi makanan seimbang merupakan anjuran mendasar bagi seemua
orang. Karena semua aspek gizi yang terkonsumsi menentukan aspek kesehatan
nutrisi setiap induvidu. Kemudian dalam Hadist Rasulullah menjelaskan:
عن ابي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: " اِذَا
اَكَلَ اَحَدُكُمْ فَلْيَاْكُلْ بِيَمِيْنِهِ وَاِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبُ
بِيَمِيْنِهِ فَاِنَّ الشَّيْطَانَ يَاْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ (
رواه مسلم والنسائ في السنان الكبرى)
Artinya:
Dari abi hurairah ra dari Nabi SAW
bersabda: “ jika salah seorang dari kalian makan, makanlah dengan menggunakan
tangan kanan dan jika minum, minumlah juga dengan tangan kanannya. Sesungguhnya
syaitan itu makan dengan tangan kirinya dan juga minum dengan tangan kirinya. (
HR. Muslim dan Nasa’i di dalam sunan Kubro)
عن
عمرو بن شعيب عن ابيه عن جده عن النبي صلى الله عليه وسلم , انه قال : كُاُوْا
وَشْرَبُواْ وَ الْبَسُوْا وَتَصَدَّقُواْ فِي غَيْرِ سَرَفٍ وَلَا مَخِيْلَةٍ (
رواه البيهقى في شعب الايمان)
Artinya:
Dari umar bin syu’aib dari ayahnya dari
kakeknya dari Nabi SAW, sesungguhnya Nabi Bersabda: makanlah, minumlah,
berpakaianlah dan shodaqohlah tanpa berlebihan dan sikap sombong.( HR. Baihaqi
pada bab iman)
عن
المقدام بن معدي كرب اَنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه وسلم قال: مَا مَلاَءَ
اَدَمِيُّ وِعَاءَ شَرًّا مِنْ بَطْنِهِ, بِحَسْبِ ابْنِ اَدَمَ لُقَيْمَةٌ
يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَاِنْ كَانَ لاَمحَاَلةَ فَاعِلًا فَثُلُثٌ لِطَعَامِه وثُلُثٌ
لِشَرَا بِه وثُلُثٌ لِنَفْسِه (رواه الترمذى وابن حبان )
Artinya:
Dari miqdam bin ma’dikariba sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda:“Tidaklah
seorang anak Adam mengisi sesuatu yang lebih buruk dari perutnya sendiri , cukuplah bagi anak adam beberapa suap yang
dapat menegakkan tulang punggungnya,
jikapun ingin berbuat lebih, maka sepertiga untuk makanan dan sepertiga untuk
minum dan sepertiga lagi untuk nafasnya. ( HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban)
Percernaan terjadi di dalam tiga bagian utama tubuh :
mulut, perut, dan usus halus. Sepanjang perjalanan itu, beberapa cairan yang
berbeda diproduksi. Cairan-cairan di mulut bersifat basa. Air ludah, yang
membantu membasahi makanan saat menguyah dan membuat lebih mudah di telan,
mengandung sejenis enzim yang di kenal sebagai amilase yang menguraikan
karbohidrat kompleks seperti roti, pasta, dan nasi (juga di kenal sebagai pati)
menjadi komponen lebih sederhana yang siap untuk lebih di cerna jauh di bawah
saluran pencernaan. Cairan-cairan perut bersifat asam. Sebagian besar cairan
perut atau cairan lambung sangat berbeda dengan air ludah : cairan-cairan itu
berkisar antara hampir netral (tidak bersifat basa maupun asam) sampai sangat
asam. Bergantung pada makanan yang sedang dimakan (Marsden, 2005).
B. System
pencernaan
pada ikan(pisces)
Secara anatomis, struktur
alat pencernaan ikan berkaitan dengan bentuk tubuh, kebiasan makanan, tingkah
laku ikan dan umur ikan. Sistem atau alat pencernaan pada ikan terdiri dari dua
bagian, yaitu saluran pencernaan (Tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan
(Glandula digestoria).
1. Saluran pencernaan
Mulai dari muka sampai belakang, saluran pencernaan tersebut terdiri dari
mulut, rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan
anus.
a. Mulut
Organ pertama yang berhubungan langsung dengan makanan adalah mulut. Bagian
terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak berkembng
dan malahan hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau rahang (ikan
famili scaridae, diodotidae, tetraodontidae). Pada ikan belanak atau tambakan,
bibir berkembang dengan baik dan menebal, bahkan mulutnya dapat disembulkan.
Keberadaan bibir berkaitan erat dengan cara mendapatkan makanan. Di sekitar
bibir pada ikan tertentu terdapat sungut, yang berperan sebagai alat peraba
atau pendeteksi makanan. Mulut terletak di ujung hidung dan juga terletak di
atas hidung.
b. Rongga Mulut
Di bagian belakang mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga
mulut ini berhubungan langsung dengan segmen faring. Permukaan rongga mulut
diselaputi oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan
permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir (mukosit) untuk mempermudah
masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut juga terdapat organ
pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan.
Secara anatomis organ yang terdapat pada rongga mulut adalah gigi berperan
dalam mengambil, mencengkeram, merobek, memotong, atau menghancurkan makanan
atau yang merupakan alat pencernaan makanan secara mekanik. Lidah merupakan
suatu penebalan dari bagian bagian depan tulang archyoiden yang terdapat di
dasar mulut. Lidah ini diselaputi oleh sel-sel ephitelium yang kaya akan mukus
dan organ pengecap. Pada langit-langit bagian belakang terdapatborgan palatin,
yang merupakan penebalan dari lapisan mukosa. Organ ini terdiri atas lapisan
otot dan serat kalogen yang berfungsi dalam proses penelanan makanan dan
membantu membuang kelebihan air pada makanan yang dimakan, juga berperan dalam
penting dalam proses pemompaan air dari organ mulut ke bagian rongga insang.
c. Faring
Lapisan permukaan faring
hampir sama dengan rongga mlut, masih ditemukan organ pengecap. Pada ikan filter
feeding faring inilah yang berfungsi sebagai tempat proses penyaringan
makanan. Jika material yang masuk bukan makanan maka akan dibuang melalui celah
insang.
d. Esofagus
Permulaan dari saluran
pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung lendir untuk membantu
penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan dalam penyerapan garam
melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut yang diminum akan
menurun ketika berada di lambung dan usus sehingga memudahkan penyerapan air
oleh usus belakang dan rectum (proses osmoregulasi).
e. Lambung
Lambung berfungsi sebagai penampung makanan. Pada ikan yang tidak
berlambung, fungsi penampungan makanan digantikan oleh usus depan yang
termodifikasi menjadi kantung yang membesar (lambung palsu). Pada ikan tidak
bergigi/sedikit bergigi, misalnya pada ikan-ikan herbivora biasanya terdapat
gizard (lambung khusus) yang berfungsi untuk menggerus makanan. Seluruh
permukaan lambung ditutupi oleh sel mukus yang mengandung mukopolisakarida yang
agak asam berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dari kerja asam klorida.
Di bagian luar sel epitelium terdapat lapisan lendir sebagai hasil sekresi sel
mukus tersebut. Sel-sel penghasil cairan gastrik terletak di bagian bawah dari
lapisan epitelium mensekresikan pepsin dan asam klorida (HCl).
Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar
bila dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Selain berfungsi sebagai
penampung makanan juga untuk mencerna makanan, khususnya pencernaan secara
kimiawi. Pada ikan, pencernaan secara kimiawi dimulai di bagian lambung, bukan
di bagian rongga mulut, karena ikan tidak memiliki kelenjar air liur.
f. Pilorus
Pilorus merupakan segmen
yang terletak antara lambung dan usus depan. Segmen ini sangat mencolok karena
ukurannya yang mengecil/menyempit. Pada beberapa ikan terdapat usus-usus kecil
dan pendek yang disebut pyloric caeca. Dengan menyempitnya saluran
pencernaan pada segmen ini berarti bahwa segmen pilorus berfungsi sebagai
pengatur pengeluaran makanan (chyme) dari lambung ke segmen usus.
g. Usus (intestinum)
Usus merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Pada bagian
depan usus terdapat dua saluran yang masuk ke dalamnya, yaitu saluran yang
berasal dari kantung empedu (ductus choledochus) dan yang berasal dari
pankreas. Pada ikan yang pankreasnya menyebar pada organ hati maka hanya
terdapat satu saluran yaitu ductus choledochus. Usus berakhir dan
bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses penyerapan zat
makanan.
Bentuk sel yang umum ditemukan pada epitelium usus adalah enterosit dan
mukosit. Enterosit merupakan sel yang paling dominan dan di antara enterosit
terdapat mukosit. Jumlah mukosit meningkat ke arah bagian belakang usus.
Enterosit merupakan sel yang permukaan atasnya mengarah ke rongga mulut
memiliki mikrovili yang berperan dalam penyerapan makanan. Mukosit atau sel
penghasit lendir merupakan sel yang berbentuk seperti piala (sel goblet).
Pada permukaan mukosit terdapat mikrovili, yang bagian bawahnya mengandung
butiran-butiran yang disebutmucigen sebagai hasil sintesis sel.
h. Rektum
Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Segmen rektum
berfungsi dalam penyerapan air dan ion. Pada larva ikan, selain fungsi tersebut
rektum juga berfungsi untuk penyerapan protein. Secara anatomis sulit dibedakan
batas antara usus dengan rektum. Namun secara histologis batas antara kedua
segmen tersebut dapat dibedakan dengan adanya katup rektum.
i. Kloaka
Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran
urogenital. Ikan bertulang sejati tidak memiliki kolaka, sedangkan ikan
bertulang rawan memiliki organ tersebut. Pada kloaka, saluarn pencernaan masuk
dari bagian bawah, sedangkan saluran urogenital masuk melalui bagian atas. Klep
kloaka terdapat pada lubang pengeluaran.
j. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati
anus terletak di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya
memanjang, anus terletak jauh dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor.
Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar, posisi anus terletak jauh di depan
pangkal ekor mendekati sirip dada.
2. Kelenjar pencernaan
Kelenjar pencernaan berguna untuk menghasilkan
enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran
makanan. Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh ikan buas juga berbeda dengan
ikan vegetaris. Ikan buas pada umumnya menghasilkan enzim-enzim pemecah protein,
sedangkan ikan vegetaris menghasilkan enzim-enzim pemecah karbohidrat. Kelenjar
pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Disamping itu, saluran pencernaannya
(lambung dan usus) juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan.
a. Lambung
Selain sel-sel yang mensekresi mukus, mukosa
lambung mempunyai sel gastrik. Sel-sel penghasil cairan gastri terdapat di
bawah lapisan epitelium, berfungsi mensekresikan pepsin dan asam klorida (HCl).
HCl berperan untuk melepuhkan makanan, mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin,
menurunkan pH isi lambung sehingga aktivitas enzim proteolitik terutama pepsin
meningkat, mengubah osmolaritas, mencegah perumbuhan bakteri,menstimuli
hasilnya sekretin dan pankreozim pada usus sehingga dapat memicu sekresi
bikarbonat dan enzim oleh pankreas. Pada lambung terdapat sel enteroendokrin
yang menghasilkan hormon-hormon gastrointestinal antara lain gastrin berperan
dalam menstimulasi sekresi asam klorida, mukus, enzim pepsin dan pergerakan
lambung.
b. Hati
Hati merupakan organ penting yang mensekresikan
bahan untuk proses pencernaan. Organ ini umumnya merupakan suatu kelenjar yang
kompak, berwarna merah kecokelatan. Posisi hati terletak pada rongga tubuh
bagian bawah, di belakang jantung dan disekitar usus depan. Di sekitar hati
terdapat organ berbentuk kantong kecil, bulat, oval atau memanjang dan berwarna
hijau kebiruan, organ ini dinamakan kantung empedu yang fungsinya untuk
menampung cairan empedu yang disekresikan oleh organ hati. Secara umum hati
berfungsi sebagi tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta tempat
memproduksi cairan empedu.
c. Pankreas
Pankreas merupakan organ yang mensekresikan
bahan (enzim) yang berperan dalam proses pencernaan. Pankreas ada yang
berbentuk kompak dan ada yang diffus (menyebar) di antara sel hati. Letak
penkreas berdekatan dengan usus depan sebab saluran pankreatik bermuara ke usus
depan. Saluran pankreatik yaitu saluran-saluran kecil yang bergabung satu sama
lain dan pada akhirnya akan terbentuk saluran yang keluar dari pankreas menuju
usus depan. Hasil utama pankreas adalah enzim pencernaan yaitu enzim protease,
amilase, khitinase dan lipase.
3. Proses pencernaan
1. Sebelum makanan di sambar dan ditelan, terlebih dahulu telah menimbulkan
rangsangan berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang
melalui penglihatan, bau dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka
alat-alat pencernaanya segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan kemudian
mencernakannya. Setelah makanan digigit, untuk menelannya diperlukan bahan
pelicin yaitu air liur. Selain sebagai pelicin, air liur juga mengandung enzim
ptialin yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang kemudaian
dilanjutkan menjadi glukosa.
2.
Namun, karena ikan tidak mengunyah makanan,
padahal pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka ptialinnya baru
dapat bekerja aktif setelah makanan sampai di lambung. Selain mengandung enzim
ptialin, air liur juga mengandung senyawa penyangga derajat keasaman (bufer)
yang berguna untuk memecah terjadinya penurunan pH agar proses pencernaan dapat
berjalan normal.
3.
Apabila makanan telah masuk ke dalam saluran
pencernaan, maka dinding saluran pencernaannya akan terangsang untuk
menghasilkan hormon gastrin. Hormon ini akan memacu pengeluaran asam klorida
(HCl) dan pepsinogen. HCl akan mengubah pepsinogen menjadi pepsin yang
merupakan enzim pencernaan aktif, yaitu sebagai pemecah protein menjadi pepton
(polipeptida). Apabila makanannya banyak mengandung lemak, maka akan dihasilkan
juga hormon entergastron.
4.
Di dalam usus, makanan itu sendiri akan
merangsang keluarnya hormon kolsistokinin. Hormon ini kemudian akan memacu
keluarnya getah empedu dari hati. Getah empedu itu sebenarnya dibuat dari
sel-sel darah merah yang telah rusak di dalam hati. Pengeluaran getah empedu
tersebut melalui pembuluh hepatikus yang kemudian ditampung di dalam kantong
empedu. Fungsi getah empedu tersebut adalah memeperhalus butiran-butiran lemak
menjadi emulsi sehingga mudah larut dalam air dan diserap oleh usus.
5. Dinding usus juga mengeluarkan hormon sekretin dan pankreozinin. Sekretin
akan memacu pengeluaran getah empedu dan pankreas. Getah penkreas ini
mengandung enzim amilase, lipase dan protase. Sedangkan hormon pankreozinin
menyebabkan rangsangan untuk mempertinggi produksi getah pankreas.
6. Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase
memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah
protein menjadi asam amino. Ketiga enzim tersebut dapat mencapai puncak
keaktifan apabila kadar protein dalam makanan antara 40-60%. Apabila kadar
proteinnya berubah maka untuk mencapai puncak keaktifan, enzim-enzim tersebut
membutuhkan waktu untuk menyseuaikan diri.
4. Pencernaan sari-sari makanan
Makanan yang sudah dicerna halus sekali kemudian sari-sarinya akan diserap
oleh dinding usus. Sebenarnya di dalam lambung juga sudah mulai penyerapan,
tapi jumlahnya masih sangat sedikit. Penyerapan yang utama terjadi di dalam
usus. Untuk menyerap sari makanan tersebut, dinding usus mempunyai
jonjot-jonjot agar permukaannya lebih luas. Melalui pembuluh darah rambut pada
jonjot usus tersebut, sari makanan akan diserap ke dalam darah.
Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida, yaitu glukosa, galaktosa,
dan fruktosa. Proses penyerapannya dipengaruhi oleh hormon insulin. Hormon
tersebut dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Lemak diserap dalam bentuk asam
lemak dan gliserol. Di dalam lapisan lendir dinding usus, asam lemak dan
gliserol bersatu lagi, untuk kemudian diedarkan keseluruh tubuh melalui limfe
(70%) dan melalui pembuluh darah (30%). Sedangkan protein diserap dalam bentuk
asam amino yang dibawa ke hati dulu untuk diubah menjadi protein lagi, akan tetapi
yang telah disesuaikan dengan kebutuhan tubuh ikan yang bersangkutan.
Zat-zat makanan yang telah diserap oleh darah kemudian diedarkan ke seluruh
tubuh untuk keperluan metabolisme, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme
adalah pembentukan zat-zat yang lebih kompleks dari zat-zat yang lebih
sederhana. Misalnya pembentukan protein dan asam-asam amino. Sedangkan
katabolisme adalah pemecahan zat-zat yang merupakan bahan bakar untuk
menghasilkan tenaga. Misalnya pemecahan karbohidrat menjadi tenaga, air dan
karbondioksida.
Pada hewan-hewan darat, yang digunakan sebagai sumber tenaga pertama-tama
adalah karbohidrat kemudian disusul oleh lemak sebagai sumber nomor dua dan
terakhir protein. Sedangkan pada ikan adalah kebalikan dari hewan darat, yaitu
protein, lemak dan karbohidrat.
Gambar . Sistem Pencernaan Makanan pada
Pisces
C. Sistem pencernaan pada unggas
Unggas mengalami proses pencernaan
yang berbeda dengan hewan lain, meskipun mempunyai kesamaan pada prosesnya.
Sebagaimana hewan lain proses pada saluran pencernaan unggas menggunakan tiga
prinsip:
a. Secara
mekanik
Pencernaan secara mekanik pada
unggas berlangsung pada empedal. Pakan di dalam empedal dengan adanya kontraksi
otot empedal dengan bantuan grit akan diubah menjadi pasta.
b. Secara khemis/enzimatis
Pencernaan
secara enzimatis terutama dibantu dengan adanya senyawa kimia dan kerja dari
enzim yang dihasilkan oleh alat-alat pencernaan.
c. Secara
mikrobiologik
Pencernaan
secara mikrobiologik terjadi dengan adanya mikrobia yang ikut berperan dalam
proses pencernaan. Pada ayam pencernaan secara mikrobiologik tidak berperan
besar seperti pada ternak yang lain, hanya sedikit ditemukan mikrobia pada
tembolok dan usus besarnya. Pada tembolok ditemukan beberapa bakteri aktif yang
menghasilkan asam organik seperti asam asetat dan asam laktat dan juga pada
ceca terjadi sedikit pencernaan hemiselulosa oleh bakteri).
Saluran cerna pada unggas dapat
dipandang sebagai tabung memanjang yang dimulai dari mulut sampai anus dan pada
bagian dalam dilapisi oleh mukosa, berikut penjelasan lengkapnya:
1. Mouth (Mulut)
Ayam tidak mempunyai bibir, lidah, pipi dan gigi sejati, bagian mulut atas
dan bawah tersusun atas lapisan tanduk, bagian atas dan bawah mulut dihubungkan
ke tengkorak dan berfungsi seperti engsel.
Lidah unggas keras dan runcing seperti mata anak panah dengan arah ke
depan. Bentuk seperti kail pada belakang
lidah berfungsi untuk mendorong makanan ke oeshopagus sewaktu lidah digerakkan
dari depan ke belakang. Lidah berfungsi untuk membantu menelan makanan.
Kelenjar saliva mengeluarkan sejenis mukosa yang berfungsi sebagai pelumas
makanan untuk mempermudah masuk ke oesophagus.
Di dalam mulut
tidak diproduksi amilase. Air diambil dengan cara menyendok saat minum dengan
menggunakan paruh (beak), dan masuk ke dalam kerongkongan setelah kepala
menengadah dengan memanfaatkan gaya gravitasi.
2. Oeshophagus (Tenggorok)
Oesophagus merupakan saluran
memanjang berbentuk seperti tabung yang merupakan jalan makanan dari mulut
sampai permulaan tembolok dan perbatasan pharynx pada bagian atas dan
proventriculus bagian bawah. Dinding dilapisi selaput lendir yang membantu
melicinkan makanan untuk masuk ke tembolok. Setiap kali ayam menelan secara
otomatis oesophagus menutup dengan adanya otot. Fungsi oesophagus adalah
menyalurkan makanan ke tembolok.
3. Crop
(Tembolok)
Crop mempunyai
bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang merupakan perbesaran dari
oesophagus. Pada bagian dindingnya terdapat banyak kelenjar mukosa yang
menghasilkan getah yang berfungsi untuk melembekkan makanan. Crop berfungsi
menyimpan dan menerima makanan untuk sementara sebelum masuk ke proventriculus.
Terjadi sedikit atau sama sekali tidak terjadi pencernaan di dalamnya
kecuali jika ada sekresi kelenjar saliva dalam mulut. Pakan unggas yang berupa serat kasar dan bijian tinggal di dalam
tembolok selama beberapa jam untuk proses pelunakan dan pengasaman. Hal ini
disebabkan pada tembolok terdapat kelenjar yang mengeluarkan getah yang
berfungsi untuk melunakkan makanan.
4. Proventriculus (Lambung
Kelenjar)
Proventriculus
merupakan perbesaran terakhir dari oesophagus dan juga merupakan perut sejati
dari ayam. Juga merupakan kelenjar, tempat terjadinya pencernaan secara
enzimatis, karena dindingnya disekresikan asam klorida, pepsin dan getah lambung
yang berguna mencerna protein. Sel kelenjar secara otomatis akan mengeluarkan
cairan kelenjar perut begitu makanan melewatinya dengan cara berkerut secara
mekanis. Karena makanan berjalan cepat dalam jangka waktu yang pendek di dalam
proventriculus, maka pencernaan pada material makanan secara enzimatis sedikit
terjadi.
5. Gizzard (Empedal/Rempela)
Gizzard
berbentuk oval dengan dua lubang masuk dan keluar pada bagian atas dan bawah.
Bagian atas lubang pemasukkan berasal dari proventriculus dan bagian bawah
lubang pengeluaran menuju ke duodenum. Besar kecilnya empedal dipengaruhi oleh
aktivitasnya, apabila ayam dibiasakan diberi pakan yang sudah digiling maka
empedal akan lisut.
Gizzard disebut
pula otot perut yang terletak diantara proventriculus dan batas atas dari
intestine. Gizzard mempunyai otot-otot yang kuat sehingga dapat menghasilkan
tenaga yang besar dan mempunyai mucosa yang tebal. Perototan empedal dapat
melakukan gerakan meremas kurang lebih empat kali dalam satu menit.
Fungsi gizzard
adalah untuk mencerna makanan secara mekanik dengan bantuan grit dan batu-batu
kecil yang berada dalam gizzard yang ditelan oleh ayam. Partikel batuan ini
berfungsi untuk memperkecil partikel makanan dengan adanya kontraksi otot dalam
gizzard sehingga dapat masuk ke saluran intestine.
6. Small Intestine (Usus Halus)
Small intestine
memanjang dari ventriculus sampai large intestinum dan terbagi atas tiga bagian
yaitu duodenum, jejenum dan ileum. Duodenum berbentuk huruf V dengan bagian
pars descendens sebagai bagian yang turun dan bagian pars ascendens sebagai
bagian yang naik. Selaput mukosa pada dinding usus halus memiliki jonjot yang
lembut dan menonjol seperti jari yang berfungsi sebagai penggerak aliran pakan
dan memperluas permukaan penyerapan nutrien.
Pada bagian
duodenum disekresikan enzim pankreatik yang berupa enzim amilase, lipase dan
tripsin. Ada beberapa enzim yang dihasilkan oleh dinding sel dari small
intestine yang dapat mencerna protein dan karbohidrat.
Pencernaan
pakan ayam di dalam usus kecil secara enzimatik dengan berfungsinya enzim-enzim
terhadap protein lemak dan karbohidrat. Protein oleh pepsin dan khemotripsin
akan diubah menjadi asam amino. Lemak oleh lipase akan diubah menjadi asam
lemak dan gliserol. Karbohidrat oleh amilase akan diubah menjadi disakarida dan
kemudian menjadi monosakarida.
7. Ceca (Usus Buntu)
Ceca terletak
diantara small intestine (usus kecil) dan large intestine (usus besar) dan pada
kedua ujungnya buntu, maka disebut juga usus buntu. Usus buntu mempunyai
panjang sekitar 10 sampai 15 cm dan berisi calon tinja.
Fungsi utama
ceca secara jelas belum diketahui tetapi di dalamnya terdapat sedikit
pencernaan karbohidrat dan protein dan absorbsi air. Di dalamnya juga terjadi
digesti serat oleh aktivitas mikroorganisma.
8. Large Intestine (Usus Besar)
Large intestine
berupa saluran yang mempunyai diameter dua kali dari diameter small intentine
dan berakhir pada kloaka. Usus besar paling belakang terdiri dari rektum yang
pendek dan bersambungan dengan kloaka. Pada large intestine terjadi reabsorbsi air untuk
meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan mengatur keseimbangan air pada
unggas.
9. Cloaca
Kloaka
merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka merupakan lubang
pelepasan sisa-sisa digesti, urin dan merupakan muara saluran reproduksi. Air
kencing yang sebagian berupa endapan asam urat dikeluarkan melalui kloaka
bersama tinja dengan bentuk seperti pasta
putih.
Pada kloaka terdapat tiga muara saluran pelepasan yaitu urodeum sebagai
muara saluran kencing dan kelamin, coprodeum sebagai muara saluran makanan dan
proctodeum sebagai lubang keluar dan bagian luar yang berhubungan dengan udara
luar disebut vent.
Kloaka juga bertaut dengan bursa fabricius pada sisi atas berdekatan pada
sisi luarnya. Kloaka pada bagian terluar
mempunyai lubang pelepasan yang disebut vent, yang pada betina lebih lebar
dibanding jantan, karena merupakan tempat keluarnya telur.
10. Vent (Anus)
Vent (Anus)
adalah lubang bagian luar dari cloaca. Pada ayam betina, ukurannya sangat bervariasi
karena di pengaruhi oleh masa produksi atau tidak. Ketika bertelur, ukuran vent
lebih besar dari padatidak berproduksi.
Organ tambahan mempunyai hubungan
dengan saluran pencernaan dengan adanya suatu duktus yang berfungsi sebagai
saluran untuk mengekskresikan material dari organ tambahan ke saluran
pencernaan yang berguna untuk kelancaran proses pencernaan pakan. Ada tiga
organ pencernaan tambahan yaitu hati, pankreas dan limpa.
a. Hati
Hati terletak
diantara gizzard dan empedu, berwarna kemerahan dan terdiri dari dua lobus,
yaitu lobus dexter dan sinister. Hati mengeluarkan cairan berwarna hijau
kekuningan yang berperan dalam mengemulsikan lemak.
Cairan tersebut
tersimpan di dalam sebuah kantung yang disebut kantung empedu yang terletak di
lobus sebelah kanan. Makanan yang berada pada duodenum akan merangsang kantung
empedu untuk mengkerut dan menumpahkan cairan empedu. Hati juga menyimpan
energi siap pakai (glikogen) dan menguraikan hasil sisa protein menjadi asam
urat yang dikeluarkan melalui ginjal.
b. Pankreas
Pankreas terletak pada lipatan duodenum. Pankreas mensekresikan
cairan pankreas ke duodenum melalui ductus pancreaticus dan menghasilkan enzim
yang mendigesti karbohidrat, lemak dan protein.
c. Limpa
Limpa berbentuk agak bundar,
berwarna kecoklatan dan terletak pada titik antara proventriculus, gizzard dan
hati. Fungsi dari limpa sampai sekarang belum diketahui, hanya diduga sebagai
tempat untuk memecah sel darah merah dan untuk menyimpan Fe dalam darah.
D. Sistem pencernaan ruminasia
Hewan-hewan
herbivora (pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau disebut sebagai hewan
memamah biak (ruminansia). Sistem pencernaan makanan pada hewan ini lebih
panjang dan kompleks. Makanan hewan ini banyak mengandung selulosa yang sulit
dicerna oleh hewan pada umumnya sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan
sistem pencernaan hewan lain. Perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan
ruminansia, tampak pada struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar)
yang besar, berfungsi untuk mengunyah rerumputan yang sulit dicerna. Di samping
itu, pada hewan ruminansia terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4
bagian, yaitu: rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut
kitab), dan abomasum (perut masam).
1. Rongga Mulut
Pada hewan
ruminansia terdapat gigi geraham yang besar yang berfungsi untuk mengelilingi
dan menggilas serta mengunyah rerurumputan yang mengandumg selulosa yang sulit
dicerna.
Sapi, misalnya, mempunyai susunan gigi sebagai berikut:
|
3
|
3
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Rahang atas
|
|
M
|
P
|
C
|
I
|
I
|
C
|
P
|
M
|
Jenis gigi
|
|
3
|
3
|
0
|
4
|
4
|
0
|
3
|
3
|
Rahang bawah
|
I = insisivus = gigi seri
C = kaninus = gigi taring
P = premolar = geraham depan
M = molar = geraham belakang
C = kaninus = gigi taring
P = premolar = geraham depan
M = molar = geraham belakang
Berdasarkan
susunan gigi di atas, terlihat bahwa sapi (hewan memamah biak) tidak mempunyai
gigi seri bagian atas dan gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih
banyak dibandingkan dengan manusia sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah
makanan berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50%
selulosa.
2. Lambung
Hewan ruminansia
terdiri atas lambung pengunyah, yaitu rumen (perut beludru) dan retikulum
(perut jala), serta lambung kelenjar yaitu omasum (perut kitab/buku) dan
abomasum (perut/lambung sejati).
·
Rumen, Rumen
merupakan bagian saluran pencernaan vital pada ternak ruminansia. Pada rumen
terjadi pencernaan secara fermentatif dan pencernaan secara hidrolitik.
Pencernaan fermentatif membutuhkan bantuan mikroba dalam mencerna pakan
terutama pakan dengan kandungan selulase dan hemiselulase yang tinggi. Sedangkan
pencernaan hidrokitik membutuhkan bantuan enzim dalam mencerna pakan. Ternak
ruminansia besar seperti sapi potong dan sapi perah dapat memanfaatkan pakan
dengan kandungan nutrisi yang sangat rendah, akan tetapi boros dalam penggunaan
energi.
Rumen pada sapi
dewasa merupakan bagian yang mempunyai proporsi yang tinggi dibandingkan dengan
proporsi bagian lainnya. Rumen terletak di rongga abdominal bagian kiri. Rumen
sering disebut juga dengan perut beludru. Hal tersebut dikarenakan pada
permukaan rumen terdapat papilla dan papillae. Sedangkan substrat pakan yang
dimakan akan mengendap dibagian ventral. Pada retikulum dan rumen terjadi
pencernaan secara fermentatif, karena pada bagian tersebut terdapat bermilyaran
mikroba. Rumen terletak di sebelah kiri rongga perut.
Fungsi : - Tempat
fermentasi oleh mikroba rumen
- Absorbsi : VFA, amonia
- Lokasi
mixing
- Menyimpan bahan makanan→ fermentasi
·
Retikulum, Retikulum sering
disebut sebagai perut jala atau hardware stomach. Fungsi retikulum
adalah sebagai penahan partikel pakan pada saat regurgitasi rumen. Retikulum
berbatasan langsung dengan rumen, akan tetapi diantara keduanya tidak ada
dinding penyekat. Pembatas diantara retikulum dan rumen yaitu hanya berupa
lipatan, sehingga partikel pakan menjadi tercampur.
§ Secara
fisik tidak terpisahkan dari rumen
§ Terdapat
lipatan-lipatan esofagus yang meru-pakan lipatan jaringan yg
·
langsung dr esofagus ke omasum
§ Permukaan
dalam : papila → sarang laba-laba (honey comb) perut Jala.
Fungsi: - Tempat fermentasi
-
Membantu proses ruminasi
-
Mengatur arus ingesta ke omasum
- Absorpsi hasil fermentasi
- Tempat berkumpulnya benda-benda asing.
·
Omasum, Omasum sering juga disebut
dengan perut buku, karena permukaannya berbuku-buku. Ph omasum berkisar antara
5,2 sampai 6,5. Antara omasum dan abomasums terdapat lubang yang disebut omaso
abomasal orifice.
-
Letak : sebelah kanan(retikulum)
grs median (disebelah rusuk 7-11)
-
Bentuk : ellips
-
Permukaan dalam berbentuk laminae
→ perut buku (pada lamina terdapat
-
papila untuk absorpsi)
-
Fungsi: grinder, filtering,
fermentasi, absorpsi)
·
Abomasum, Abomasum
sering juga disebut dengan perut sejati. Fungsi omaso abomasal orificeadalah
untuk mencegah digesta yang ada di abomasum kembali ke omasum. Ph pada abomasum
asam yaitu berkisar antara 2 sampai 4,1.. Abomasum terletak dibagian kanan
bawah dan jika kondisi tiba-tiba menjadi sangat asam, maka abomasum dapat
berpindah kesebelah kiri. Permukaan abomasum dilapisi oleh mukosa dan mukosa
ini berfungsi untuk melindungi dinding sel tercerna oleh enzim yang dihasilkan
oleh abomasum. Sel-sel mukosa menghasilkan pepsinogen dan sel parietal
menghasilkan HCl. Pepsinogen bereaksi dengan HCl membentuk pepsin. Pada saat
terbentuk pepsin reaksi terus berjalan secara otokatalitik.
3. Usus Halus
Di usus halus
terjadi proses penyerapan sari-sari makanan, sisa-sisa makanan yang tidak
diserap dikirim ke usus besar. Setelah mengalami penyerapan air, sisa makanan
berupa ampas dikeluarkan melalui anus.
Hewan seperti
kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti pada sapi
untuk fermentasi selulosa. Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri
terjadi pada sekum yang banyak mengandung bakteri. Proses fermentasi pada sekum
tidak seefektif fermentasi yang terjadi di lambung.
Akibatnya kotoran
kuda, kelinci, dan marmut lebih kasarkarena proses pencernaan selulosa hanya
terjadi satu kali, yakni pada sekum. Sedangkan pada sapi proses pencernaan
terjadi dua kali, yakni pada lambung dan sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh
bakteri dan protozoa tertentu.
Ø Usus halus di bagi
menjadi tiga bagian:
a. Deudenum
Merupakan bagian
pertama dari usus halus, ini amat dekat dengan dinding tubuh dan terikat pada
mesenteriyang pendek, yaitu mesodeudenum. Duktus yang berasal dari pankreas dan
hati masuk ke bagian pertama deudenum.
b. Jejunum
Bermula dari
kira-kira dari posisi dimana mesenteri mulai kelihatan memanjang.
c. Ileum
Merupakan bagian
terakhir dari usus halus. Batas antara jejunum dan ileum tidak jelas.
4. Usus Besar
Pada ruminansia terdiri atas:
a. Sekum
Merupakan suatu kantong buntu dan
kolon yang terdiri atas bagian yang naik, mendatar dan turun.
b. Kolon
c. Rektum
Ø Organ pencernaan aksesori
1. Glandula Saliva
Terdiri dari tiga
pasang utama yaitu parotid, medibular, dan
sublingual glandula minor yaitu: labial, bukal, lingual dan palatin.
Pada ujung dekat mata terdapat juga glandula saliva zigomatik. Glandula saliva digolongkan
menjadi 3 yaitu serosa, mukosa, dan campuran.
Glandula selosa
mengelurkan cairan jernih, glandula mukosa suatu bentuk kental dan bersifat
tenacius yang berperan sebagai penutup permukaan suatu membran. Glandula
mennghasilkan campuran baik mukosa maupun serosa.
2. Pankreas
Merupakan
glandula tuboloalvelar yang memiliki bagian endokrin maupun eksokrin. Bagian
eksokrin menghasilkan NaHCO3, enzim-enzim pencernaan yang di tuangkan ke
duodenum. Bagian endokrin menghasilkan insulin, (sel beta) dan glukagon (sel
alfa) yang masuk langsung ke peredaran darah.
3. Hati
Digolongkan
sebagai glandula tubular meskipun susunan sel-sel hati nampak lebih
menyerupai tali/plat. Semua ternak kecuali kuda mempunyai kantong empedu.
Cairan empedu keluar dari hati melalui saluran hepatikus yang menghubungkan
saluran sistik dari kantong empedu membentuk saluran empedu umum, yang kemudian
terus menuju ke bagian pertama dari duodenum.
Dengan
ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas
rumen 80%, retlkulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasums 7-8′/o.Pembagian ini
terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot spingter berkontraksi. Abomasum
merupakan lambung yang sesungguhnya pada hewan ruminansia. Hewan herbivora,
seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung seperti
halnya pada sapi untuk fermentasi selulosa. Proses fermentasi atau pembusukan
yang dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banvak mengandung bakteri.
proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi dilambung.
Akibatnya, kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena pencernaan
selulosa hanya terjadi satu kali, yaitu pada sekum. Sedangkan pada sapi, proses
pencernaan terjadi dua kali, yaitu pada lambung dan sekum keduanya dilakukan oleh
bakteri dan protozoa tertentu. Adanya bakteri selulotik pada lambung hewan
memamah biak merupakan bentuk simbiosis mutualisme yang dapat menghasilkan
vitamin B serta asam amino. Di samping itu, bakteri ini dapat ,menghasilkan gas
metan (CH4), sehingga dapat dipakai dalam pembuatan biogas sebagai sumber
energi altematif.
E. Sistem pencernaan mamalia non ruminasia
Kuda merupakan ternak Non ruminansia. Hal ini disebabkan
oleh sistem pencernaan enzimatik terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan
pencernaan fermentatif. Kuda memiliki kemampuan untuk memanfaatkan hijauan
dalam jumlah yang cukup dengan proses fermentatif di bagian cecum.
Saluran pencernaan kuda memiliki ciri khusus yaitu ukuran
kapasitas saluran pencernaan bagian belakang lebih besar di bandingkan bagian
belakang. Alat pencernaan adalah organ-organ yang langsung berhubungan dengan
penerimaan, pencernaan bahan pakan dan pengeluaran sisa pencernaan atau
metabolisme.
Berikut penjelasan secara umum maupun khusus dari alat dan
fungsi pencernaan padakuda:
1. Rongga Mulut (mouth), Mulut merupakan
bagian pertama dari sistem penmcernaan yang mempunyai 3 fungsi yaitu mengambil
pakan, pengunyahan secara mekanik dan pembasahan pakan dengan saliva. Di dalam
rongga mulut terdapat organ pelengkap yaitu lidah, gigi, dan saliva. Lidah
merupakan alat pencernaan mekanik.Kuda dapat menyeleksi pakan yang dimakan dikarenakan adanya bungkul-bungkul
pengecap pada lidah dan terbanyak terdapat di daerah dorsum lidah dibandingkan
bagian lain dengan cara merasakan pakan yang dimakan.
Gigi adalah organ pelengkap yang secara mekanik relative kuat untuk memulai
proses pencernaan. Gigi juga digunakan untuk
menentukan umur umur dengan melihat : penyembulan (erupsi), pergantian
sementara, bentuk dan dan derajat keausan gigi. Saliva kuda mengandung
elektrolit utama yaitu Na+, K+, Ca2+, Cl-, HCO2-, HPO4- serta tidak atau
sedikit sekali mengandung amylase. Saliva dihasilkan oleh 3 pasang kelenjar yaitu
kelenjar parotis, kelenjar mandibularis, kelenjar sublingualis. Saliva berfungsi
sebagai pelicin dalam mengunyah dan menelan pakan dengan adanya mucin, mengatur
temperatur rongga mulut, pelindung mukosa mulut dan detoksikasi.
2. Pharynx dan Esofagus, Pharynx adalah
penyambung rongga mulut dan esophagus. Esophgagus mempunyai panjang kira-kira
50-60 inchi. Pada pharynx dan esofagus tidak terjadi pencernaan yang berarti
3. Lambung, Lambung kuda
relatif lebih kecil dibandingkan ternak lain terutama ternak ternak ruminansia.
Kapasitas lambung kuda antara 8-15 liter atau hanya 9% dari total kapasitas
saluran pencernaan. Proses pencernaan yang terjadi di daerah lambung tidak
semurna dikarenakan aktivitas mikroorganisme sangat terbatas dimana populasi
bakteri relati rendah, waktu tinggal pakan di lambung hanya sebentar sekitar 30menit,
dan hasil proses fermentatif adalah asam laaktat bukan VFA.
4. Pankreas, Kuda memiliki
perbedaan yang spesifik dari segi cairan pankreas dengan ternak lain yaitu
konsentrasi enzim dan kadar HCO3 rendah. Bagian pankreas kuda terdiri dari
endokrin dan eksokrin.
5. Usus Halus, Usus
kecil merupakan tempat utamauntuk mencerna karbohidrat, protein dan lemak serta
tempat absorbsi vitamin dan mineral. Kapasitas usus kecil adalah 30%.dari
seluruh kapasitas saluran pencernaan kuda. Usus kecil terdiri dari tiga bagian
yaitu: duodenum, jejenum, dan ileum. Proses pencernaan di usus kecil kecil
adalah proses pencernaan enzimatik. Beberapa enzitersebut adalah peptidase,
dipeptidase, amylase, dan lipase.
6. Usus Besar, Usus
besar terdiri dari caecum, colon, rektum. Caecum dan colon memiliki kapasitas
60% dari keseluruhan saluran pencernaan yang mempunyai fungsi 1) tempat
fermentasi dengan hasil berupa VFA, 2) Sintesa Asam Amino, Vit B & K, 3)
Tempat utama mencerna neutral detergen fiber (NDF), 4) asam laktat dari lambung
dengan adanya Veilonella gazagones akan dirubah menjadi VFA.
Produksi
dan proses pencernaan fermentatif di usus besar tidak semuanya dapat
dimanfaatkan karena posisi yang dibelakang setelah usus halus kecil, sehigga
hanya sekitar 25% hasil fermentatif di usus besar yang dapat diserap kembali ke
usus kecil atau dimanfaatkan oleh tubuh.
Sedangkan rektum merupakan tempat
utama penyerapan air kembali. Proses pencernaan dari mulut sampai terbuang
sebagai feses dari 95 % pakan yang dikonsumsi membutuhkan waktu 65-75 jam.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bedasarkan makalah yang dibuat dapat disimpulkan bahwa:
1.
Kaitannya konsep kebutuhan makanan seimbang
pada hewan pada QS Al-A’raf ayat 31 bahwasannya tidak boleh makan yang
berlebihan karena untuk keseimbangan pada tubuh, yaitu harus seimbangnya antara
udara, makanan, dan air.
2.
Saluran
pencernaan pada:
-Ikan
meliputi mulut,
rongga mulut, farings, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus
-Unggas meliputi Mouth (Mulut Oeshophagus (Tenggorok), Crop(Tembolok), Proventriculus (Lambung
Kelenjar), Gizzard
(Empedal/Rempela),Small
Intestine (Usus Halus), Ceca
(Usus Buntu), Large
Intestine (Usus Besar), Cloaca, Vent (Anus)
-Ruminansia meliputi mulut,
tenggorokan, lmbung (reticulum omasum, abomasum), usus halus, usus besar, anus
-Mamalia non ruminansia meliputi
mulut, tenggorokan, lambung, usus halus, usus besar, anus.
3. Mekanisme pencernaan pada dasarnya semua semuanya yaitu secara
mekanik ( penghalusan makanan) dan enzimatis (perombakan makanan dengan
menggunakan enzim)
4.
Kelenjar
pencernaan meliputi kelenjar saliva, lambung, hati pancreas dan hati
B.
Saran
Sebaiknya untuk medapatkan informasi yangkap diperlukan literature
yang banyak.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, N.A., Reece,
J. B., Mitchell, L. G. 2002. Biologi , edisi Kelima, Jilid 3. Jakarta: Penerbit
Erlangga
Djuhanda, Tatang.1984. Analisa
Struktur Vertebrata Jilid 2. Bandung : Armico.
Watson, Roger. 2002.
Anatomi dan Fisiologi. Jakarta : EGC.
Almatsier, sunita. 2001.
Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Simbolon, Hubu. 1992. Biologi.
Jakarta : Erlangga.
Irianto, Kus., 2005. Struktur
dan Fungsi Tubuh Manusia. Bandung : Yrama Widya
Green, J.H. 2002. Pengantar
Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Ville. 1988. Zoology umum
Jilid 1. Jakarta : Erlangga.