Studi Etnobotani: Pemanfaatan Kayu Sebagai Perabot Rumah Tangga
Studi Etnobotani Kayu Yang Dimanfatkan Sebagai Perabotan Rumah Tangga di
mebel sumber jati Sawojajar-Malang
Ismi Anni Aslikhah
(13620055)
Jurusan biologi
fakultas sains dan teknologi, universitas maulana malik Ibrahim, jalan gajayana
No 50 Malang
Abstrak
Dewasa ini banyak erabitan rumah
tangga(furniture) yang berbahan kayu digantikan dengan furniture yang berbahan
dasar plastik atau bahan sintetik lainnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui
kayu yang digunakan sebagai bahan pembuatan perabot rumah tangga. Metode yang
digunakan adalah survey eksploratif dan metode Paticipatory
Rural Appraisal, yaitu proses pengkajian yang berorientasi pada
keterlibatan dan peran aktif massyarakat dalam penelitian. Yang dilakuakn di
mebel daerah sawojajar malang. Hasil yang diperoleh yaitu kayu yang digunakan
sebagai furniture ada 9 spesies, yaitu: yaitu:
jati(Tectona grandis); mahoni(swietenia macriphylla); bamboo(Bambusa sp); rotan(Daemonorops sp); Sonokeling(Dalbergia
lantifolia); akasia(Acacia sp);
trembesi(Albizia saman); Pinus(Punus sp); Cedar(Cedrus sp). Dari 6
famili yaitu: Laminaceae; meliaceae; poaceae; arecaceae;
fabaceae; pinaceae.
Pendahuluan
Dewasa ini, dengan hadirnya
peralatan rumah tangga modern tentunya akan membuat berbagai macam peralatan rumah tangga tradisional
menjadi tersisihkan dan cencerung tidak digunakan lagi. Hal tersebut dikaenakan
karena banyak orang yang beralih menggunakan berbagai macam peralatan rumah
tangga modern, karena pada dasarnya peralatan rumah tangga moden tersebut
dihitung lebih murah dan mudah menggunakannya serta praktis dalam
penggunaannya.
Kayu adalah bagian batang atau
cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena
mengalami lignifikasi (pengayuan) (Wijanarko, 2014). Komponen kimia kayu sangat bervariasi, hal ini dipengaruhi oleh faktor tempat tumbuh dan
iklim. Komponen kimia kayu terdiri dari selulosa, hemiselulosa,
lignin dan zat eksraktif masing-masing sangat dibutuhkan oleh tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan yang mengandung selulosa cukup
melimpah di Indonesia dan merupakan sumber alam yang dapat diperbaharui dengan
pembudidayaan (Mulyani, 2014). Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa bahan
baku dari kayu yang digunakan oleh masyarakat untuk alat rumah tangga sangat
mudah didapatkan. Hal ini juga berdampak untuk meningkatkan perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
Serat adalah tipe sel longitudinal yang
bertangung jawab terhadap fungsi penyokongnya pada kayu daun lebar. Serat
merupakan sel yang memanjang dengan ujung tertutup dan biasanya berdinding
tebal. Dalam banyak kasus, persentase volume serat yang tinggi menunjukkan
berat jenis yang tinggi pula (Wangaard 1981). Pada kayu daun lebar terdapat 2
tipe serat yaitu serat trakeid dan serat libiform. Keduanya bervariasi dalam
diameter, panjang, ketebalan dinding sel, dan volume. Panjang serat rata-rata
bervariasi dari 0,64 hingga 2,30 mm dan persentase volume serat kayu daun lebar
berkisar dari 34,7 hingga 75,7% (Panshin dan de Zeeuw 1980 dalam Higuci 1985).
Panjang serat bervariasi dipengaruhi oleh jenis kayu, posisi, batang, umur, dan
tempat tumbuh. Panjang serat ke arah tinggi bertambah mulai dari pangkal batang
sampai mencapai maksimum pada ketinggian tertentu dan selanjutnya bertambah
pendek sampai pucuk. Selain itu dengan bertambahnya umur pohon, ukuran panjang
serat cenderung bertambah (Pandit, 2002).
Furniture adalah istilah yang digunakan untuk perabot
rumah tangga yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang, tempat duduk,
tempat tidur, tempat mengerjakan sesuatu dalam bnetuk meja atau tempat menaruh
barang di permukaannya. Dapat berupa produk kayu, bambu, logam, plastik dan
lain sebagainya. Furniture sebagai produk artistik terubuat dari kayu pilihan
dengan warna dan tekstur indah yang dikerjakan dengan penyelesainan akhir yang
halus(Yordanus, 2013). Oleh karenanya dalam peneliatian ini akan membahas
pemanfaatan kayu sebagai produk perabot rumah tangga atau furniture. Dengan
tujuan untuk mengetahui jenis kayu apa saja yang digunakan sebagai bahan
furnitur di mebel daerah sawojajar malang.
Bahan dan Metode
Penelitian dilakukan pada hari
senin 16 mei 2016, di mebel sumber jati, sarojajar. Metode yang digunakan dalam
pengambilan data adalah survey eksploratif dan metode Paticipatory Rural
Appraisal, yaitu proses
pengkajian yang berorientasi pada keterlibatan dan peran aktif massyarakat
dalam penelitian(Martin, 1995). Keterlibatan masyarakat diperoleh melelui
wawancara dengan teknik wawancara semistruktral yang berpedoman pada daftar
pertanyaan: nama lokal kayu, pemanfaatan, dan asal daerah atau diperoleh dari
daerah mana. Setiap katu yang dijadikan perabotan rumah tangga di foto dan
dicatat atau didaata.
Hasil dan Pembahasan
Dari hasil penelitian didapatkan didapati spesies kayu yang digunakan dalam
pembuatan perabot rumah tangga, sebagai berikut
No
|
Nama lokal
|
Nama ilmiah
|
familli
|
Bagian yang dimanfaatkan
|
keterangan
|
1.
|
Kayu jati
|
Tectona grandis
|
Laminaceae
|
Bagian utama
|
furniture
|
2.
|
Kayu mahoni
|
Swietenia macrophylla
|
Meliaceae
|
Bagian utama
|
furniture
|
3.
|
Bambu
|
Bambusa sp
|
Poaceae
|
Bagian utama
|
furniture
|
4.
|
Rotan
|
Daemoonorops sp.
|
Arecaceae
|
Bagian utama
|
furniture
|
5.
|
Kayu sonokeling
|
Dalbergia latifolia
|
Fabaceae
|
Bagian utama
|
furniture
|
6.
|
Kayu akasia
|
Acacia sp
|
Fabaceae
|
Bagian utama
|
Furniture
|
7.
|
Kayu trembesi
|
Albizia saman
|
Fabaceae
|
Bagian utama
|
Furniture
|
8.
|
Kayu pinus
|
Pinus sp.
|
Pinaceae
|
Bagian utama
|
Furniture
|
9.
|
Kayu cedar/aras
|
Cedrus sp.
|
Pinaceae
|
Bagian utama
|
Furniture
|
Beberapa jenis kayu yang digunakan dalam perabotan rumah tangga atau
furniture. Menurut pak isman(50) pada dasarnya semua jenis kayu dapat digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan furniture. Asalkan jenis kayu tersebut memiliki
tingkat kekerasan yang baik, sebab kayu dengan tingkat kekrasan baik akan mudah
diolah. Kemudian juga akan dapat bertahan lama.
Jenis kayu pertama adalah kayu jati, kayu jenis ini banyak diminati, bahkan
menjadi primadona dalam dunia furniture. *senang bisa membantu anda no no capas ya* Katu jati ini dikenal kuat dan tahan
lama. Juga dapat memberikan kesan mewah serta elegan, karena mempunyai tekstur
yang dekoratif. Akmal(2010) menambahkan bahwa jati merupakan kayu favorit di
Indonesia. Jati muda mempunyai kualitas yang jauh berbeda dengan jati tua. Jati
muda cenderung berserat besar dan sedikit bergelombang permukaan kayunya.
Warnanya pun kurang memikat. Sementara jati yang tua atau cukup matang akan
mempunyai serat-serat yang halus, mirip dengan garis pensil tipis berwarna
coklat tua. Semakin tua umurnya, kayu jati akan mempunyai warna semakin gelap
dan garis pensilnya akan semakin tak terlihat karena sangat halus.
Kayu mahoni sering diguakan untuk bahan furniture karena tergolong cukup
memiliki kualitas yang baik , dengan harga yang murahsehingga dapat menghemat
biaya produksi. Menurut Mulyana(2010), mahoni merupakan kayu yang mewah dan
banyak disukai konsumen karena mempunyai corak kayu yang indah. Fisik kayu
tergolong kuat dan awet. Penggunaan kayu mahoni sudah bersifat umum dan
digunakan secara luas. Kayu mohoni dugunakan untuk keperluan mebel dan
furniture, seperti perkakas rumah tangga dan kusen.
Bambu, merupakan jenis kayu yang mempunyai serat cukup tinggi. Di
masyarakat biasanya bambu dimanfaatkan sebagai
bahan dasar pembuatan peralatan dapur. Seperti tampah, bakul(tempat
nasi), ayakan kasar dan lain sebgaianya. Bambu banyak digunakan karena banyak
terdapat di masyarakat dan mudah didapatkannya. Menurut Ahmad(2015), bambu adalah
tanaman yang mudah ditemui dinegara kita. Nenek moyang kita sudah lama
menggunakan bambo sebagai bahan untuk membuat rumah, perabot rumah tangga,
furniture, dan sebagainya.
Rotan, merupakan tanaman berbatang yang banyak ditemukan didaerah tropis di
asia, afrika dan australia. Tanaman rotan ini memiliki batang yang ramping,
sekitar 2-5 cm saja. Batang otan mempunyai stuktur yang berongga dan mempunyai
ruas-ruas yang panjang serta terdapat duri didalamnya. Rotan mempunyai
kelebihan saat digunakan sebagai bahan baku furniture. Rotan dinilai lebih kuat
, ringan, elastis dan mudah di bentuk. Rota dapat dimandaatkan sebagai meja,
kursi, rak buku, seta lemari hias(Guritno, 1998).
Kayu sonokeling, digunakan karena memiliki keunikan terendiri, yaitu
mempunyai warna gelap alami, juga mempunyai tekstur dan serat kayu yang indah
dan dekoratif. Sehingga memberikan kesan elegan. Menurut Akmal(2010), kayu sono
keling mudah dijumpai di jawa. Teksturnya halus dan tampilan permukaan yang
mengkilap membuat kayu ini banyak diincar sebagai bahan dasar pembuatan
furniture. Corak serat kayu sonokeling tergolong cantik. Tak mengherankan jika
kayu olahan banyak memanfaatkan kayu ini, dengan harapan mendapatkan tampilan
corak serat yang indah.
Kayu akasia, secara kasat mata kayu ini mempunyai penampulan yang secara
kasat mata mirip dengan kayu jati. Selain itu, furniture yang digunakan dengan
kayu ini juga dikenal awet dan cukup kuat. Menurut Anonim(2015), akasia dapat
dimanfaatkan sebagai bahan dasar perabot rumah, terutama untuk perabotan yang
diletakkan dalam rumah
Kayu trembesi banyak digunakan karena stoknya masih banyak d alam dan
mempunyai ukuran yang cukup besar. Anonim(2013), menyatakan bahwa persediaan
kayu yang cukup banyak dan mudah ditemukan membuat masyarakat menggunakannya
sebagai kayu pertukangan, yaitu sebagai bahan baku untuk pembuatan furniture
menggantikan kayu jati yang persediaanya menipis di alam. Furniture dari kayu
ini lebh menonjolkan kekokohan pada desainnya. Selain digunakan sebagai
furnitur kayu ini juga banyak digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan
berbagai macam produk yang bernilai tinggi lainnya, seperti pembuatan vinir,
pintu, patung, ukiran dan aneka produk kerajinan lainnya.
Kayu pius, furniture dengan kayu ini mudah didapatkan dengan harga terjangkau.
Ciri dari kayu ini adalah memiliki warna yang cerah dengan serat halus. Namun
kayu ini tergolong dalam kayu lunak sehingga memudahkan dalam pemotongan dan
pembuatan furniture.
Kayu cedar atau yang juga dikenal dengan nama Aras dalam bahasa inidonesia
ini merupakan tanaman yang habitatnya berada di Himalaya dan Mediterania.
Memiliki jenis daun yang runcing dan hijau sepanjang tahun, kayu yang
dihasilkan tahan pada cuaca dingin dan hujan. Dikenal memiliki kelambapan yang
baik sehingga tidak mudah membusuk, kayu ini juga memiliki aroma segar
dan manis. Jenis kayu ini pun dikenal tahan terhadap rayap dan serangga serta
dapat menyerap kelembapan dan bau karena memiliki kandungan resin di dalamnya.
Jenis kayu ini banyak dipilih sebagai bahan baku lemari pakaian dan sepatu. Burfield(2002),
meyatakan kayu jenis ini sering digunakan sebagai bahan pembuatan almari dan
juga sepatu kayu karena mengandung resin yang dapat menangkal serangan ngengat
serta dapat menyerap kelembapan dan bau.
Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini
adalah,terdapat sekitar 9 spesies tanaman kayu,
yaitu: jati(Tectona grandis); mahoni(swietenia macriphylla); bamboo(Bambusa sp); rotan(Daemonorops sp); Sonokeling(Dalbergia lantifolia); akasia(Acacia sp); trembesi(Albizia saman); Pinus(Punus sp); Cedar(Cedrus sp). Dari 6 famili yaitu: Laminaceae;
meliaceae; poaceae; arecaceae; fabaceae; pinaceae yang digunakan sebagai nahan dasar perabot
rumah tangga. Produk yang dihasilkan
siantaranya adalah almari, meja, kursi, alat dapur, dipan san debagainya
Daftar Pustaka
Ahmad, Fauzi. 2015.
Aneka furniture dan kerajinan modern dari bambu. Inspiration Home and Living(on line)( http://prodezign.web.id/?p=337).
Diakses 17 mei 2016.
Akmal, Imelda. 2010. Rumah Ide Kayu Olahan. Jakarta:
Gramedia.
Anonim. 2013. Tentang
Kayu Trembesi atau Kayu Suar. Rimba Kita(on
line) (http://rimbakita.blogspot.co.id/2013/01/kayu-trembesi-atau-suar.html).
Diakses pada 17 mei 2016.
Burfeild, Tony. 2002.
Cedarwood Oils. Aromatherapy Times.
1(55)
Guritno, sri dan
Binsar Manullang. 1998. Budaya Masyarakat
di Lingkungan Kawasan Industri Rotan, Desa Tegalwangi Kbupaten Cirebon, Popinsi
Jawa Barat. Jakarta: Depdikbud.
Martin, G. J. 1995. Ethnobotany, A People adn Plants
Conservation Manual. London: Chapman and Hall
Mulyana, Dadan, dkk.
2010. 7 Jenis Kayu Penghasil Rupiah.
Jakarta: Agromedia utama.
Pandit,
N. K. 2005. Karakteristik Struktur Anatomi Kayu Kuku (Pericopsis mooniana
Thwaiters). Jurnal Ilmu & Teknologi Kayu Tropis Vol.3. No.1.
Wangaard .1981. Concise
Encyclopedia of Building and Construction Materials. E-book
Yordanus, 2013. Kajian
Material dan Motif ragam hias pada kursi tamu: studi kasus “CV. Jepara Lestari
Furniture Art di Sangu Ledo, Kalimantan Barat”. Skripsi. Universitas pendidikan Indonesia.