Teori Evolisi dan
Islam
Ismi Anni
Aslikhah(13620055)
Evolusi, kebanyaka orang awam jika mendengar kata tersebut
akan langsung terbanyang dengan Darwin, manusia dari monyet. Sebagian lagi
langsung teingat dengan Harun yahya yang mematahkan teori Darwin, juga akan
langsung ada dalam benak adalah evolusi salah menurut agama.
Sebelumnya, harus kita fahami adalah apa yang dimaksut
dengan evolusi. Evolusi di Wikipedia diartikan sebagai perubahan pada
sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Kemudian dalam Campbell, evolusi didefinisikan sebagai penurunan
dengan modifikasi; gagasan bahwa spesies yang masih ada merupakan keturunan
spesies nenek moyang spesies yang berbeda dari spesies masa kini; secara sempit
juga didefinisikan sebagai perubahan komposisi genetic dari suatu generasi ke
generasi. Evolusi kemudian mempunyai banyak teori yang dicetuskan oleh banyak
tokoh-tokoh. Layaknya sebuh teori sains, kita terus menerus menguji teori
evolusi dengan menguji apakah teori tersebut menjelaskan hasil pengamatan dan
percobaan baru.
Itulah pengertian dari
evolusi, mungkin dikarenakan pada zaman dahulu tidak mengenal istilah dari
evolusi tapi istilah lain yang mirip pengertiannya dengan evolusi, makanya
beberapa creationis tidak mengetahui bahwa orang-oang sebelum darwin sudah
mengemukakannya, dengan inti pembahasan yang sama dengan teori evolusi seperti
saat sekarang ini yaitu Penciptaan secara bertahap. Sebelum darwin, evolusi
sudah dikemukakan oleh beberapa ahli filsafat Yunani kuno.
Kemudian, banyak ditemukan kesalah pahaman yang makin
mnenyebabkan beberapa orang menganggap bahwa evolusi itu salah dan tidak searah
bahkan bertentangan dengan agama. Diantara penyelwengan tersebut adalah:
1.
Menyetujui teori evolusi
sama dengan ateis, komunis, sosialis dan sebagainya.
2.
Evolusi hanya teori bukan
fakta,
3.
Banyak yang beranggapan
evolusi manusia berasal dari monyet, lalu kenapa monyet yang di hutan masih ada
dan tidak berevolusi manjadi manusia.
4.
Ditemuka spesies purba yang
masih hidup sampa sekarang,
5.
Dan sebagainya.
Beberapa kesalah pahaman tersebut yang makin membuat
beberapa orang alergi dengan kata evolusi. Lalu bagaimana pandangan Islam
mengenai evolusi?
Dalam
qur’an surat al-hujurat ayat 13 yang artinya “Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, dan menjadikan berbangsa-bangsa,dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal mengenal. Sesungguhnya orng yg paling mulia di antaramu disisi Allah
ialah orng yg paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
mengenal."(Q.S al hujuraat: 13)
Dari ayat di atas,
manusia diciptakan berbagsa dan bersuku-suku. Setiap suku pastilah mempunyai
kekhasan ciri yang berbeda. Begitupun dengan makhluk hidup selalu mempunyai
cirri yang berbeda. Pebedaan ini juga berhubungan dengan perbedaan lingkungan
yang ditempatinya. Seleksi alam dapat terjadi, seleksi alam adalah suatu proses
yang terjadi ketika induvidu-induvidu yang memiliki karakteristik warisan
tertentu dan bereproduksi dengan laju yang tinggi daripada induvidu induvdu
lain.
Seiring waktu seleksi
alam dapat meningatkan kecocokan antara organism dan lingkungannya. Jika
lingkungan berubah atau induvidu berpindah ke lingkungan yang baru, seleksi
alam dapat dilihat dari adaptasi terhadap kondisi baru tersebut.sehingga
induvidu yang tidak dapat beradaptasi akan terseleksi atau akan matidan tidak
dapat melanjutkan hidupnya. Sedangkan organism yang dapat menyesuaikan diri
atau beradaptasi akan melakukan modifikasi-modifikasi baik fisiologis atau
morfologis untuk dapat melanjutkan kehidupannya. Sehingga organism atau
induvidu-induvidu yang dapat melanjutkan hidupnya dan beradaptasi akan berbeda
dari induvidu-induvidu yang mati atau tidak lolos seleksi alam.
Seorang
ilmuwan muslim abad 9, Abu Utsman Amr atau Al-Jahiz, dalam Kitab Al-Hayawan
(buku hewan) telah menjelaskan teori survival sebagai dasar dari mekanisme
evolusi dan seleksi alam. Al-Jahiz berpendapat bahwa suatu species akan
beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berbeda dan akhirnya melahirkan
species baru. Species yang tidak dapat beradaptasi akan punah, dan yang
beradaptasi akan sukses melanjutkan keturunanannya.
Pandangan mengenai evolusi
biologi yang berlanjut ke evolusi spiritual ini begitu populer di abad
pertengahan, hingga kita bisa menemukannya pada syair-syair Jalaluddin Rumi
yang hidup di abad 13, seperti berikut:
Aku mati sebagai mineral dan
menjelma tumbuhan, Aku mati sebagai tumbuhan dan terlahir binatang, Aku mati
sebagai binatang dan kini manusia. Kenapa aku mesti takut?
Nasiruddin At-Tusi merupakan
satu diantara ilmuan muslim lainnya yang banyak membahas evolusi, yang hidup di
abad 13. Beliau menyatakan pendapatnya mengenai adaptasi makhluk hidup yang
membuat setiap organ mereka menjadi fit dengan lingkungannya. Tusi mencontohkan
mekanisme pertahanan pada beberapa hewan (tanduk, cakar, kecepatan bergerak)
sebagai bukti bahwa mereka menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Makhluk
hidup yang beradaptasi lebih cepat akan memiliki lebih banyak variasi species.
Dan akhirnya akan memiliki keunggulan dibandingkan makhluk hidup lain yang
lambat dalam beradaptasi.
Ilmuwan lainnya yang tersisa
di akhir-akhir zaman keemasan Islam juga masih berbicara mengenai evolusi,
seperti Ibnu Khaldun yang hidup di abad 14. Dalam kitab pembukaannya,
Muqaddimah, Ibnu Khaldun menjelaskan teori evolusinya yang juga senada dengan
teori-teori sebelumnya, berawal dari mineral yang berevolusi menjadi tumbuhan,
kemudian hewan, dan manusia. Ibnu Khaldun menyebut secara eksplisit evolusi
manusia dari makhluk yang lebih rendah yaitu sejenis kera.
Setelah kekalahan islam,
barulah islam mulai menolak teori evolusi yang dibawa Darwin hanya karena
Darwin mengatakan kehidupan muncul dengan sendirinya melalui kecelakaan atau
kebetulan, padahal inti dari teori evolusi adalah perubahan suatu organisme
secara bertahap.
Kembali pada para ilmua
muslim pada zaman kejayaan islam, kita melihat adanya keanehan, jika Evolusi
bertentangan dengan Al-Quran apakah tidak aneh kalau para ilmuan muslim
tersebut masih beragama islam pada saat itu? Dan apakah tidak aneh kalau dia
tidak dianggap sebagai penghina Nabi Adam? Kenapa hal itu bisa terjadi. Tidak
lain penyebabnya pastilah ucapan mereka tidak bertentangan sama sekali dengan
Ayat Al-Quran.
Dari berbagai uraian di atas, kita sebagai manusia yang beragama dan
beriman pada Tuhan, akan lebih baik jika kita hanya memandang evolusi sesuai
dengan keyakinan kita. Artinya kita tak perlu berdebat dengan orang yang
mempunyai kesefahaman yang berbeda denga kita. Toh evolusi hanya kumpulan
teori-teori yang kebenarannya belum terbukti secara nyata, juga tidak ada saksi
mata kejadian yang sesungguhnya. Benar tidaknya atau ada tidaknya evolusi lebih
baik dikembalikan kepada sang pencipta dan Pemilik alam ini.