Kultur Jaringan Tumbuhan

kultur jaringan tumbuhan adalah suatu tenik isolasi bagian tumbuhan, baik organ, jaringan ataupun sel dalam media buatan yang steril sehingga bagian tumbuhan mampu beregenerasi dan berdiferensiasi menjadi tanaman utuh. jaringan yag biasa digunakan dalam kultur jaringan adalah kalus, protoplas, jaringan meristem, dan sebagainya. kemudian organ yang sering digunakan adalah daun, tunas, bunga dan akar. 


kultur jaringan tumbuhan bukanlah hal yang baru dalam bidang biologi atau lebih tepatnya botani. metodee ini biasanya digunakan untuk berbagai hal, diantaranya untuk perbanyakan tumbuhan secara masal, untuk konservasi, penyelamatan jenis tumbuhan yang terancam wabah virus, modifikasi tumbuhan, modifikasi hara, dan lain sebaginya.

media yang digunakan dalam kultur ini beragam. pada intinya semua jenis media menggandung unsur hara yang dibutuhkan untuk tumbuhan. berbagai macam tumbuhan biasanya mengandung hara yang sama namun konsentrasi masing-masing zat berbeda. media tersebut nantinya akan dicampurkan dengan agar, apabila akan melakukan kultur dengan media padat. dan juga di tambah dengan gula sebagai sumber sukrosanya.

ph dalam media pun harus diukur, karena pH media akan mempengaruhi pertumbuhan dan juga lainnya. tumbuhan-tumbuhan tertentu membutuhkan media tertentu, tergantung pada tumbuhannya.

gambar di atas adalah gambar daun yang dikulturkan untuk mendapatkan kalus. kalus sendri adalah masa sel yang tidak terdeferensiasi. nantinya kalus dalat digunakan untuk berbgai macam tujuan. bisa di induksi untuk menjadi akar, atau batang, atau jaringan lainnya. caranya kalus tersebut di sub kutur atau dipindahkan ke dalam media yang mengandung komposisi hara dan juga hormon. keberadaa hormon tertentu pada media dapat menginduksi deferensiasi sel menjadi jaringan tertentu.

hormon yang biasa digunakan dalam kultur jaringan biasanya dari kelas auksin, sitokinin, namun tidak menutup kemungkinan penggunaan giberelin dan juga etilen.

konsentrasi auksin da sitokinin menentukan arah pertumbuhan kalus. pada umumnya pertumbuhan kalus yang diinduksi menggunakan sitokinin yang tinggi akan menghasilkan tunas, sebaliknya apabila auksin yang tinggi akan menghasilkan akar. kemudian apabila sitokunun dan auksin seimbang maka sel akan menjadi kalus.

keimbangan sitokinin dan auksin tidak serta merta dilihat dari konsentrasi yang kita berikan. namun juga dari hormon endogen(yaiu hormon yang terkandung di dalam sel). apabila hormon auksin endogen tinggi maka kota hanya perlu menambahkan sitokinin untuk menginduksi kalus atau sebagainya.

untuk mengetahui kadar hormon yang terdapat dalam eksplan(jaringan yang djadikan bahan tanam) perlu dilakukan berbagai penelitian optiasi dalam menginduksi berbagai jaringan dalam kultur.

untuk pengetauan lebih lanjut dapat dilihat dalam berbagai jurna online yang meneliti tentang kultur jaringan tumbuhan.   

Popular posts from this blog

Makalah Kelas Osteichthyes

Makalah Anatomi Bunga

Makalah Etnobotani Pemanfaatan Tanaman sebagai Sandang